1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konflik Ukraina: Tidak Ada Solusi Mudah

3 Februari 2015

Amerika Serikat memperdebatkan pengiriman senjata ke Ukraina sebagai dukungan untuk memerangi separatis pro-Rusia. Aksi ini hanya akan memicu perlombaan senjata dengan Rusia. Komentar Miodrag Soric.

https://p.dw.com/p/1EUoR
Symbolbild - Gefechte in der Ukraine
Foto: Getty Images/AFP/A. Boiko

Ketidak sabaran untuk mengakhiri penderitaan warga akibat perang saudara di Ukraina meningkat. Amerika sudah berunding dengan presiden Rusia, Vladimir Putin terkait hal itu. Hasilnya nihil.

Bersama mitranya di Eropa, Washington menerapkan sanksi ekonomi terhadap Moskow. Tapi pimpinan di Kremlin samasekali tidak mengubah politiknya tentang Ukraina yang agresif. Dalam beberapa bulan belakangan, pemberontak pro Rusia dapat merebut kawasan lebih luas.

Suasana di Washington gerah. Diperlukan solusi cepat, yang bisa ada dampaknya di Ukraina, sekaligus menegaskan kekuatan Amerika. Ini kesempatan bagus bagi pendukung intervensi. Mereka menuntut pengiriman senjata modern ke Ukraina. Argumentasi mereka: inilah senjata yang akan segera mendesak mundur tentara Rusia.

Miodrag Soric
Miodrag Soric redaktur DW.Foto: privat

Kelompok pendukung intervensi dan lawan politik presiden Barack Obama memaki dia sebagai pengecut. Tentu saja ini omong kosong politik. Realitanya, Obama berusaha menarik pelajaran dari kesalahan di masa lalu. Yakni, tidak semua konflik dapat dituntaskan secara militer.

Apa jadinya, jika Obama menyuplai senjata modern kepada tentara Ukraina dan sebaliknya Putin memasok senjata serupa kepada kaum separatis? Akan muncul lomba persenjataan. Yang terutama akan menguntungkan industri mesin perang. Dalam situasi perang saudara seperti itu, makin banyak senjata akan berarti makin banyak aksi kekerasan.

Tidak ada yang menghendaki situasi semacam itu. Karena alasan inilah, mayoritas negara Eropa dimotori kanselir Jerman, Angela Merkel, menolak tegas pengiriman lebih banyak senjata.

Pelajaran berikutnya: Barang siapa menyuplai senjata, berarti ikut bertanggung jawab untuk apa yang terjadi di front tempur. Apa jadinya, jika misalnya senjata penangkis panser jatuh ke tangan paramiliter? Pemasokan senjata dari Amerika Serikat ke Ukraina, hanya dapat dipertangggung jawabkan jika pemerintah di Kiev dapat memberi jaminan, senjata tidak akan jatuh ke tangan yang salah.

Karena itu, sebelum menyetujui suplai senjata, Obama akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan menteri luar negerinya, yang akan terbang ke Kiev pekan ini. Atau juga dengan kanselir Merkel yang akan berkunjung ke Gedung Putih pekan depan. Tentu saja, Merkel tidak membawa solusi apapun dalam kunjungan kali ini.