1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mesir Diimbau Tidak Lakukan Kekerasan

28 Januari 2011

Pemerintah Mesir melakukan segala cara untuk mencegah digelarnya aksi protes lanjutan menentang Presiden Husni Mubarak, baik dengan kekerasan pasukan keamanan maupun dengan cara lainnya.

https://p.dw.com/p/106di
Demonstrasi di Kairo, Jumat (28/01)Foto: dapd

Puluhan ribu demonstran turun ke jalanan kota Kairo usai lakukan sholat Jumat (28/01) untuk kembali menggelar aksi menentang Presiden Husni Mubarak. Saksi mata menceritakan, pasukan keamanan menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan para demonstran di pusat kota Kairo. Kendaraan lapis baja juga diturunkan untuk menjaga keamanan beberapa ruas jalan di Kairo. Juga dilaporkan, aparat keamanan menembakkan senjata ke udara untuk membubarkan kerumunan,

Sementara itu, televisi Al Jazeera melaporkan, demonstrasi juga digelar di provinsi Minia. Dan dalam demosntrasi di Alexandria terjadi bentrokan antara aparat keamanan dan demonstran.

Para aktivis melaporkan, hari Jumat (28/01), jaringan internet di Kairo dan di berbagai kota lainnya dimatikan. Pelayanan pengiriman SMS dan telefon seluler juga terganggu berat. Sementara jejaring sosial Twitter dan Facebook diblokir. Kamis malam (27/01), polisi melakukan aksi penangkapan puluhan tokoh oposisi. Demikian dilaporkan stasiun televisi Al Jazeera.

Juga untuk pertama kalinya kelompok Ikhwanul Muslimin, yang dilarang pemerintah, menggabungkan diri dalam aksi protes yang telah berlangsung selama empat hari ini. Pemenang hadiah Nobel Perdamaian Mohammed el Baradei kini tampil sebagai tokoh simbol gerakan protes. Mantan direktur Badan Energi Atom Internasional IAEA itu menyatakan siap memimpin sebuah pemerintahan transisi, jika rakyat menghendakinya dan Mubarak mengundurkan diri.

Pada saat kedatangannya di Kairo, Kamis (27/01), El Baradei menegaskan kekerasan bukan solusi masalah, "Jika rezim menggunakan kekerasan, hal itu sangat kontraproduktif, dan akan menjadikan situasinya tambah gawat. Saya akan berada di pihak rakyat yang mengorganisir dan memimpin aksi protes damai di jalanan. Saya akan mendukung mereka secara politis dan moral. Mereka rakyat saya dan saya ingin melihat Mesir yang baru."

Juga presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang secara politis merupakan mitra erat presiden Mesir Husni Mubarak dalam upaya perdamaian Timur Tengah, lewat portal internet YouTube menyerukan agar semua pihak menahan diri dan tidak melancarkan aksi kekerasan.

"Kekerasan bukan jawaban untuk memecahkan masalah di Mesir. Karena itu pemerintah harus menahan diri dan tidak melakukan kekerasan. Juga rakyat di jalanan jangan melakukan kekerasan. Saya pikir, adalah sangat penting bahwa rakyat memiliki mekanisme yang legal untuk mengekspresikan pendapatnya," disampaikan Obama

Obama juga menegaskan, aksi demonstrasi di jalanan itu merupakan letupan rasa frustrasi rakyat yang selama ini dikekang. Ia juga mengatakan, telah menegaskan kepada Presiden Mubarak, bahwa sudah tiba saat kritis untuk melakukan reformasi politik dan ekonomi di Mesir. Senada dengan itu, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle juga mengimbau pemerintah Mesir untuk tidak melakukan aksi kekerasan terhadap para demonstran.

Sementara itu, situasi di ibukota Kairo, Jumat pagi (28/01), dilaporkan tenang tapi tegang, setelah semalaman terjadi bentrokan di jalanan antara demonstran melawan polisi. Yang juga mengherankan, di mana-mana tidak terlihat lagi pasukan polisi anti huru-hara yang berjaga-jaga. Padahal di hari-hari biasa saja, polisi selalu terlihat berjaga-jaga di jalanan, kawasan pusat kota dan jembatan terpenting di Kairo.

Agus Setiawan/dpa/rtr/afp

Editor: Yuniman Farid