1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Minuman Panas Bisa Picu Kanker

16 Juni 2016

Suhu terbukti picu faktor karsinogenik pada minuman. Semua jenis minuman yang suhunya terlalu panas, memicu naiknya risiko kanker. Demikian hasil penelitian organisasi kesehatan dunia-WHO.

https://p.dw.com/p/1J82K
Tassen mit heißen Getränken vor unscharfem Hintergrund
Foto: Colourbox

Kebiasaan "menyeruput" minuman selagi masih panas, ternyata bisa memicu naiknya risiko kanker esofagus. Definisi minuman yang suhunya terlalu panas adalah di atas 65 derajat Celsius, dan mencakup semua jenis minuman. Demikian hasil penelitian International Agency for Research on Cancer (IARC) sebuah lembaga penelitian di bawah organisasi kesehatan dunia WHO.

Riset ini dilakukan IARC setelah sebelumnya lembaga ini menetapkan rating kopi dan mate, sejenis minuman herbal sebagai kemungkinan "karsinogenik" alias bisa memicu kanker. Lembaga ini bahkan memasukan kopi ke dalam daftar bahan beracun berbahaya, bersama timbal (Pb) dan chloroform.

Tapi sekitar 1000 riset independen menunjukkan hasil kebalikannya. Yakni, minum kopi dalam takaran tertentu, justru menurunkan risiko berkembangnya beberapa jenis kanker. Misalnya kanker rahim,kanker payudara dan kanker hati. Secara diplomatis IARC kemudian menyatakan, hasil riset membuat kita tak perlu khawatir minum kopi. Walau juga berkelit, dengan menyebut bahwa kopi belum tentu 100 persen aman.

Minuman favorit berbagai bangsa

Menyeruput minuman panas, seperti kopi, teh, mate atau minuman infusi lainnya, adalah kebiasaan lazim di banyak negara di dunia. Kebiasaan minum teh panas menyebar luas di Asia hingga Afrika. Sementara menyeruput mate, sejenis minuman herbal, meluas di Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Orang Eropa dan Amerika Utara, menjadikan kopi panas sebagai minuman favorit harian.

Pakar epidemiologi Dana Loomis menegaskan; "tidak peduli apapun minumannya, yang berpengaruh hanyalah temperaturnya". Dalam riset ditunjukkan, suhu lebih dari 65 derajat Celsius yang bisa menaikkan risiko kanker. Terutama minuman mate, yang biasa diseruput panas-panas menggunakan sedotan dari logam, langsung mengalir ke tenggorokan dan perut yang bisa memicu kanker.

WHO melaporkan, dari total 8 juta kasus kematian global akibat penyakit kanker setiap tahunnya, sekitar 400.000 kasus fatalitas yang diduga kuat memiliki kaitan dengan minuman terlalu panas. Walau begitu, jurubicara WHO di Jenewa, Gregory Hartl menekankan, fatalitas tertinggi kasus kanker esofagus terutama dipicu kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol kadar tinggi.

Para peneliti kanker di WHO menyarankan, untuk menurunkan risiko, konsumen sebaiknya bersabar dan menunggu hingga minuman agak dingin sebelum diseruput. Dengan itu risiko terkena kanker esofagus bisa ditekan. "Riset minum mate dingin dengan sedotan logam, menunjukkan tidak adanya relasi bagi risiko kanker", ungkap IARC Hal itu makin menegaskan, bukan jenis minumannya, tapi suhu minuman yang punya kaitan erat dengan risiko munculnya kanker.

as/vlz(rtr,ap,afp)