1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Kembali Serang Tripoli

10 Mei 2011

Pasukan udara NATO membombardir ibukota Libya, Tripoli Selasa dinihari (10/05). Saksi mengatakan mendengar suara ledakan di dekat kediaman pemimpin Libya Muammar Gaddafi.

https://p.dw.com/p/11D2D
Salah satu gedung pemerintahan di Tripoli yang rusak akibat serangan NATO, Selasa (10/05)Foto: dapd

Selama tiga jam, pesawat NATO membombardir ibukota Libya. Saksi mengaku mendengar empat kali ledakan hebat, termasuk di dekat kompleks pemukiman pemimpin Libya Muammar Gaddafi. Saksi mengaku ledakan yang sangat keras lantas diikuti dua ledakan susulan serta asap yang membumbung tinggi.

Rangkaian serangan udara ini terjadi, setelah Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengingatkan bahwa tak ada masa depan bagi Gaddafi dan rejimnya. "Permainan sudah usai bagi Gaddafi. Dia harus menyadari cepat atau lambat bahwa tidak ada masa depan bagi dia maupun rejimnya. Masa depan itu milik rakyat Libya. Dan rakyatlah yang akan memutuskan masa depan mereka sendiri. Dan kami NATO ada di sana untuk melindungi masyarakat sipil melawan setiap serangan, sesuai dengan mandat Dewan Keamanan PBB, dan kami akan tetap ada di sana selama dibutuhkan untuk memenuhi mandat itu."

Rasmussen sekali lagi menegaskan soal keseriusan NATO di Libya. NATO, menurut dia telah melakukan tekanan militer yang keras kepada Gaddafi. Kini, kata Rasmussen, kemampuan tempur rejim Gaddafi secara signifikan telah berkurang. Selain itu, pemimpin Libya itu kini juga terisolasi secara politik.

Serangan udara ini dilakukan berdasarkan mandat Perserikatan Bangsa- angsa yang memberi kewenangan kapada NATO untuk melindungi warga sipil Libya dari agresi militer Gaddafi. Berdasarkan mandat itulah, NATO melakukan serangan udara menyasar kekuatan militer Gaddafi, agar pemimpin Libya itu tidak bisa melakukan serangan terhadap warga sipil.

Sementara itu, juru bicara kelompok pemberontak, Abdulrahman, melalui sambungan telepon, mengatakan, pesawat tempur NATO pada hari Senin (09/05) telah membombardir pangkalan militer Gaddafi di sebelah tenggara kota Zintan. Dia menyebut bahwa di lokasi itu ada 72 hanggar bawah tanah. Dia mengaku tak tahu pasti, berapa banyak yang hancur oleh serangan NATO. Namun dia menyebut bahwa setiap kali rudal NATO menghantam, selalu disusul serangkaian bunyi ledakan susulan.

Di pihak lain, pemerintah Gaddafi menuding serangan NATO telah melukai masyarakat sipil. Pejabat Libya mengklaim bahwa empat anak terluka terkena serpihan kaca akibat serangan udara NATO.

Para wartawan asing yang dibatasi dalam meliput, kali ini diajak oleh pejabat pemerintahan Gaddafi melihat dampak serangan NATO. Para wartawan dibawa ke dua lokasi. Di tempat pertama, pejabat Libya memperlihatkan sebuah kantor Komisi Tinggi Libya untuk urusan anak yang hancur. Pada kunjungan kedua, para wartawan dibawa melihat sebuah menara komunikasi yang rubuh, yang menurut pejabat Libya selama ini digunakan untuk melayani sambungan telepon seluler di negara itu.

Andy Budiman/dpa/rtr/afp
Editor: hendra Pasuhuk