1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Oposisi Pesimis Terhadap Perundingan Suriah

ap/yf(ap/afp7rtr/dpa)3 Februari 2016

Kepala negosiator dari pihak kelompok oposisi Suriah dalam perundingan perdamaian di Jenewa, Swis, ‘tidak optimis‘ atas upaya mengakhiri perang yang hampir lima tahun melanda negaranya.

https://p.dw.com/p/1HpBW
Genf Syrien Konferenz HNC Vertreter Opposition Mistura
Foto: Reuters/D. Balibouse
Tokoh terkemuka kelompok pemberontak Tentara Islam, Mohammed Alloush, mengatakan, tekanan untuk pembentukan pemerintah persatuan dengan melibatkan anggota rezim berkuasa adalah hal yang "delusional." Dikatakannya, "Siapapun yang ingin kami bergabung masuk ke pemerintah persatuan yang membunuhi anak-anak adalah delusi," ujarnya sebelum menuju ke pertemuan dengan kelompok oposisi utama, High Negotiations Committee (HNC).
Pembicaraan internal pada Rabu (03/02/16) pagi membahas langkah-langkah berikutnya, setelah ketegangan yang terjadi pada malam sebelumnya, kata satu sumber dari kubu oposisi. Alloush juga sempat menunjukkan gambar seorang anak muda yang disebut terluka parah akibat serangan udara Rusia di Suriah. "Masalahnya bukan utusan PBB Staffan de Mistura. Masalahnya adalah dengan rezim kriminal yang membinasakan anak-anak dan dengan Rusia yang selalu mencoba untuk mendukung penjahat," kata Alloush. Pertemuan hari Selasa kemarin mengalami kebuntuan setelah oposisi membatalkan pertemuan dengan utusan khusus PBB Staffan de Mistura, ditambah kemarahan atas serangan udara Rusia di Suriah sejak Senin lalu.
Pengangkatannya sebagai kepala negosiator telah menjadi kontroversi. Pemerintah Suriah dan Rusia menuding tentara Islam sebagai "teroris." Alloush, seorang gempal berusia 40 tahun, juga mengatakan pasukan Kurdi yang melawan jihadis di timur laut Suriah adalah "cabang dari rezim berkuasa." Dia mengatakan kepada wartawan bahwa HNC akan mengambil keputusan "dalam dua hari". Namun ia tak menjelaskan keputusan seperti apa yang akan diambil.
Pimpinan HNC dan mantan perdana menteri Suriah, Riad Hijab, dijadwalkan tiba di Swiss pada hari Rabu (03/02). Diplomat barat menyatakan optimismenya bahwa Riad Hijab, mantan perdana menteri Suriah yang membelot tahun 2012, bisa membantu karena dianggap dapat diterima bagi semua pihak. Pembicaraan yang ditengahi PBB di Swiss ini bertujuan mengakhiri perang Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 260.000 orang.