1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB: Suriah Perlakukan Anak-Anak Secara Brutal

12 Juni 2012

Rincian yang mengejutkan. Militer Suriah menganiaya anak-anak, memperkosa dan membunuhnya secara massal. PBB memasukkan Suriah pada "daftar yang memalukan".

https://p.dw.com/p/15Ctd
Foto: dapd

Sebuah laporan PBB menyodorkan gambaran mengerikan mengenai situasi anak-anak di Suriah .Untuk pertama kalinya PBB menempatkan negara tersebut pada daftar negara-negara yang dalam konflik bersenjata membunuh anak-anak, melakukan serangan seksual dan merekrut mereka.

Militer Suriah, menurut keterangan PBB, menggunakan anak-anak sebagai perisai di depan panser-panser. Selain itu anak di bawah umur dianiaya, dipotong-potong, diperkosa dan dibunuh secara massal. Demikian dikatakan pelapor khusus PBB Radhika Coomaraswamy kepada stasiun pemancar Inggris BBC Selasa (12/06). Tapi pemberontak juga menggunakan anak-anak di barisan terdepan.

"Brutalitas yang ekstrim"

"Kami benar-benar sangat terkejut", kata pelapor khusus PBB mengenai anak-anak di kawasan konflik bersenjata. Timnya kembali dengan membawa laporan mengerikan dari Suriah. Di banyak kawasan konflik di dunia, anak-anak tewas di tengah bentrokan senjata, tapi dimana anak-anak di bawah usia 10 tahun dianiaya di penjara itu brutalitas ekstrim, kata Radhika Coomaraswamy. Dalam laporan tahunannya, pelapor khusus PBB itu melontarkan tuduhan terberat terhadap militer dari rezim Presiden Bashar al-Assad.

Syrien Unruhen Protest Begräbnis Sarg
Anak-anak Suriah dilibatkan dalam aksi protes menentang Presiden AssadFoto: Reuters

"Di hampir semua kasus terdapat anak-anak yang menjadi korban operasi militer pasukan pemerintah." Demikian disebutkan dalam laporan yang mencakup kurun waktu antara Januari - Desember 2011.

Sekjen PBB Ban Ki Moon sebelumnya menyatakan "rasa prihatin mendalam mengenai bahaya meningkatnya kekerasan di seluruh Suriah" dan bahaya bagi penduduk sipil di kawasan pertempuran. "Pertumpahan darah dan pertempuran harus segera berakhir", demikian tuntutan Ban berdasarkan keterangan juru bicaranya di New York.

dk/vlz (dpa/rtr/afp)