1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB: Tetap Waspadai Serangan IS

Naomi Conrad17 Juni 2015

PBB tetap siapkan diri untuk antisipasi kemungkinan serangan IS. Kelompok teroris itu tetap akan perluas kekuasaan mereka. Demikian pendapat Dominik Bartsch, Koordinator Bantuan Darurat Irak PBB.

https://p.dw.com/p/1FiUe
Foto: Getty Images/AFP/B. Kilic

Ini adalah persiapan bagi skenario terburuk di Irak: perluasan Islamic State atau IS. Dominik Bartsch perlihatkan beberapa peta Irak. Beberapa kota, di antaranya Fallujah dan Tikrit dilingkari warna merah. Bartsch mengatakan, mungkin beberapa kota akan jadi seperti halnya Ramadi, ibukota provinsi Al Anbar, yang jatuh ke tangan IS sekitar sebulan lalu.

Deutsche Welle: Berapa kota yang terancam jatuh ke tangan ekstrimis?

Dominik Bartsch: Sekarang kami perkirakan, sejumlah besar kota di sebelah utara Baghdad hingga Mossul akan menderita serangan IS bulan-bulan mendatang. Sejauh ini kita mengkonsentrasikan diri pada warga, yang melarikan diri dari Mossul. Tapi sekarang, kami juga khawatir dengan kota-kota lebih kecil di sekitarnya, yang jumlahnya banyak. Pertempuran menyebabkan banyak orang lari dan menjadi pengungsi.

Berapa jumlah yang diperkirakan?

Dalam situasi terburuk, jumlah pengungsi Irak bisa sampai sejuta. Di Mossul saja hidup 1,5 juta orang. Mereka semua bisa jadi pengungsi jika perang benar-benar sampai ke Mossul. Kami berharap itu tidak terjadi. Di lain pihak, perkembangan terakhir menunjukkan, hingga IS berhasil disingkirkan dari sebuah daerah, butuh waktu. Kami harus memastikan, warga di daerah tersebut dapat dukungan cukup.

Apakah pemerintah Irak mampu mengantisipasi pengungsi dalam jumlah besar?

Saya rasa, pemerintah Irak bersama pemerintah otonomi Kurdi benar-benar berusaha memberikan pertolongan. Tantangan terbesar saat ini adalah: pemerintah Irak bangkrut. Kemampuan memberi bantuan jika ada masalah, memberi dukungan sosial, memastikan adanya bantuan medis, menyediakan perlengkapan sekolah - itu semua tidak bisa diberikan, karena dananya tidak ada. Itu terutama diakibatkan harga minyak bumi yang jatuh. Kurangnya pemasukan dari sektor minyak mempersulit pemerintah Irak untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Di samping itu, saat ini masyarakat internasional bersikap ragu dalam menanggapi permintaan bantuan keuangan. Akibatnya, bantuan yang kami berikan juga berkurang. Sekarang kami mengkonsentrasikan diri pada sokongan bagi tindakan penyelamatan.

Di masa lalu, badan atau warga lokal ikut memberikan bantuan kemanusiaan. Bagaimana peran mereka dalam menghadapi situasi kali ini?

Kami berharap, pemerintah beberapa negara ikut memberikan dukungan untuk mencegah terjadinya bencana kemanusiaan. Ini bisa dalam bentuk bantuan keuangan, tawaran bantuan lain, atau pengaruh politik.

Ada laporan, pengungsi menolak kembali ke daerah Sunni yang sudah dibebaskan oleh milisi Syiah. Apakah benar ada konflik kepercayaan di daerah itu?

Memang jelas, ada perkembangan yang mengkhawatirkan dalam hubungan antara warga Sunni dan Syiah. Tapi kami terutama khawatir akan nasib orang-orang yang jadi korban konflik ini. Jadi tidak penting, keyakinan mana yang mereka peluk. Mereka terutama jadi korban konflik dan perlu bantuan kami.

Apa Anda juga memberikan bantuan di daerah-daerah yang dikuasai IS?

Di manapun mungkin kami berusaha memberikan bantuan, juga bagi mereka yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau. Dan ini tidak tergantung dengan perundingan resmi.

Artinya, Anda juga bekerjasama dengan organisasi swadaya masyarakat lokal?

Betul.

Dominik Bartsch adalah Koordinator Bantuan Darurat Irak pada PBB. Organisasi dunia itu memulai seruan bantuan darurat. PBB harus mengumpulkan 500 juta Dolar AS untuk membiayai program bantuan kemanusiaan.