1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penembakan MH17 Kejahatan Perang

28 Juli 2014

Komisaris Tinggi HAM PBB Navi Pillay menuntut pengusutan tuntas kasus penembakan Malaysia Airlines MH17. Ini bisa menjadi satu kasus "kejahatan perang yang harus dibawa ke pengadilan".

https://p.dw.com/p/1CkZW
Foto: picture-alliance/AA

"Pelanggaran hukum internasional ini bisa bermuara pada kejahatan perang. Karena itu, adalah sebuah kewajiban untuk melakukan penyelidikan yang independen, tidak berpihak, efektif dan menyeluruh atas kasus ini", kata Pillay hari Senin (28/07) dalam sebuah pernyataan.

"Saya ingin menegaskan kepada semua yang terlibat dalam konflik ini, termasuk para pejuang dari luar negeri, bahwa segala upaya akan dilakukan untuk menjamin bahwa mereka yang terlibat pelanggaran hukum internasional, termasuk kejahatan perang, akan dihadapkan ke pengadilan, tidak peduli siapa mereka", demikian dikatakan Pillay.

Pesawat Malaysia Airlines MH17 jatuh di timur Ukraina 17 Juli lalu dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kualalumpur. Semua 298 penumpangnya tewas. Lokasi jatuhnya pesawat berada di bawah kekuasaan kelompok separatis pro Rusia.

Penyelidikan di lokasi kecelakaan oleh tim internasional terhambat karena pertempuran masih terus terjadi, dan kelompok pemberontak berulangkali membatasi ruang gerak tim penyelidik.

Amerika Serikat dan Ukraina mengatakan, mereka yakin pesawat itu ditembak jatuh oleh kelompok separatis dengan peluru kendali darat-udara dari sistem rudal BUK buatan Rusia.

Amerika dan Uni Eropa sudah memperketat sanksi terhadap Rusia sehubungan dengan dukungannya kepada separatis. Sanksi-sanksi berikutnya terhadap sektor industri Rusia akan ditetapkan Uni Eropa minggu ini.

Makin professional dan brutal

Dalam laporan terbaru PBB tentang situasi di Ukraina disebutkan, sejak pertengahan April jumlah korban tewas sudah mencapai 1129 orang, 3442 orang luka-luka. Sekitar 100.000 orang harus mengungsi dari kawasan pertempuran.

Menurut laporan itu, aksi-aksi kelompok milisi telah meruntuhkan sistem hukum dan lembaga peradilan. Terjadi aksi penculikan, penyiksaan dan pembunuhan warga yang dijadikan sandera.

Selanjutnya disebutkan, kelompok bersenjata beroperasi secara professional dan terorganisasi melawan pasukan pemerintah. Mereka juga memiliki persenjataan canggih.

"Laporan ini menunjukkan peningkatan profesionalisme kelompok-kelompok bersenjata, yang makin terorganisasi dan memiliki persenjataan lengkap, dan secara politis dan militer mereka dipimpin oleh warga Rusia", kata pejabat HAM PBB Gianni Magazzeni kepada wartawan di Jenewa.

Amerika Serikat hari Minggu (27/07) merilis foto-foto dinas rahasia yang mendukung klaim bahwa militer Rusia menembakkan roket dari wilayahnya ke kawasan Ukraina. Foto-foto itu menunjukkan lokasi penembakan dan di mana roket-roket tersebut mendarat di daerah sasaran.

hp/ml (rtr, afp)