1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Inggris Serukan Penghentian Sementara

13 April 2012

PM Inggris David Cameron menyerukan “penghentian sementara” sanksi ekonomi yang selama ini diberlakukan Uni Eropa atas Myanmar. Seruan ini disampaikan usai bertemu presiden dan tokoh oposisi Myanmar.

https://p.dw.com/p/14dZW
David Cameron bertemu Aung San Suu KyiFoto: Reuters

"Saya pikir penghentian sementara adalah langkah yang benar daripada pencabutan sanksi” kata Cameron hari Jumat (13/04), setelah mengadakan pertemuan dengan Suu Kyi (66 th) di kediaman tokoh oposisi itu di Yangon.

Suu Kyi yang merupakan penerima nobel perdamaian yang pendapatnya sering menjadi acuan bagi kebijakan politik luar negeri negara barat atas Myanmar selama dua dekade tarakhir, setuju dengan ide “penghentian sementara” sanksi Uni Eropa.

“Saya sepakat dengan Perdana Menteri Cameron bahwa penghentian sementara sanksi (Uni Eropa-red) adalah hal yang benar untuk dilakukan” kata Suu Kyi dalam jumpa pers setelah bertemu Perdana Menteri Inggris.

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi ekonomi atas Myanmar sejak tahun 1988 sebagai hukuman kepada rejim junta militer yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia di negara itu.

Sebelum bertemu Suu Kyi, Cameron mengadakan pertemuan dengan presiden Thein Sein di ibukota Naypyitaw yang terletak 350 kilometer sebelah utara Yangon.

Banyak yang berubah di negara itu sejak Thein Sein memegang kekuasaan setahun yang lalu. “Kita harus optimis, tapi hati-hati, optimisme yang hati-hati” kata Cameron menanggapi reformasi yang telah dilakukan Thein Sein, sambil menambahkan “Ada prospek nyata bagi perubahan”.

Perdana Menteri Inggris itu menekan pemerintah Myanmar untuk membebaskan lebih banyak lagi tahanan politik.

Kunjungan David Cameron ini menjadi penting karena sejumlah alasan. Pertama, ia adalah kepala pemerintahan demokratis pertama yang mengunjungi Myanmar sejak berakhirnya kekuasaan militer sejak pemilu tahun 2010 lalu. Kedua, dia menjadi pemimpin dunia pertama yang bertemu Aung San Suu Kyi, sejak tokoh oposisi itu bersama 42 anggota partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi meraih kemenangan dan menjadi anggota parlemen, lewat pemilu 1 April lalu.

Hal lain, ia adalah Perdana Menteri Inggris pertama yang mengunjungi Myanmar, sejak bekas koloni Inggris itu memerdekakan diri pada tahun 1948.

ab/ dpa