1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikPrancis

Prancis Andalkan Pembangkit Listrik Hijau Skala Kecil

Peter Yeung
10 Agustus 2023

Untuk melakukan transformasi menuju energi hijau, Prancis ingin mengembangkan pembangkit listrik hijau mandiri skala kecil yang tersebar di banyak tempat dan berjaringan. Apa prospeknya?

https://p.dw.com/p/4UxFN
Desa Le Séquestre di Prancis
Desa Le Séquestre di PrancisFoto: Peter Yeung/DW

Desa kecil Le Sequestre berpenduduk 2.000 orang dan terletak dekat Kota Toulouse di Prancis barat daya. Namun, desa kecil itu sekarang berada di garis depan revolusi listrik hijau. Tahun lalu, pemerintah daerah meresmikan taman energi surya berkapasitas 250 kilowatt peak (kWp) di sebuah tambang yang sudah ditinggalkan. Listrik yang dihasilkan cukup memenuhi kebutuhan listrik untuk sekitar 250 penduduk, yang semuanya tinggal dalam radius dua kilometer.

"Taman surya memberdayakan kami dalam banyak hal," kata Gerard Poujade, Wali Kota Le Sequestre, kepada DW. "Ini menyalakan lampu kita dengan energi hijau, tetapi juga memberi kita kekuatan untuk menjadi tangguh dan mandiri."

Taman surya Le Sequestre adalah proyek pertama dari jenisnya di Prancis. Ini adalah pembangkit listrik tenaga surya untuk konsumsi lokal. Proyek itu dipromosikan oleh Komisi Eropa sebagai proyek "konsumsi sendiri secara kolektif", menghubungkan konsumen dan produsen di area yang sama, dalam upaya mengubah sistem energi Uni Eropa (UE) menuju energi hijau sambil memastikan bahwa masyarakat lokal menuai manfaatnya.

Panel Surya: Pemandangan Umum Atap Gedung

Produsen kecil dalam jaringan besar

Proyek senilai €240.000 itu didanai oleh Enercoop, sebuah koperasi Prancis yang diluncurkan pada tahun 2005 dan menyediakan 100% energi terbarukan di seluruh negeri melalui jaringan besar dari produsen skala kecil. Perusahaan yang membukukan omzet senilai €134 juta pada tahun 2021 ini sekarang memiliki 61.000 anggota koperasi dan 100.000 pelanggan.

Enercoop memposisikan dirinya sebagai alternatif dari perusahaan energi raksasa yang mengejar keuntungan dan mendominasi pasar energi dengan bahan bakar fosil dan energi nuklir. Loic Blanc, koordinator wilayah Midi-Pyrenees, dalam sebuah wawancara dengan DW mengatakan Enercoop ingin "secara fundamental mengubah hubungan kita dengan energi". Dia menegaskan, "Ini bukan tentang uang. Ini tentang masa depan planet ini."

Untuk perubahan signifikan di sektor energi di tahun-tahun mendatang memang diperlukan prakarsa dan investasi baru. Badan Energi Internasional IEA memproyeksikan bahwa investasi dalam energi terbarukan perlu meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030 menjadi USD4 triliun jika target nol bersih ingin dicapai.

Pembangkit listrik tenaga nuklir di Prancis
Prancis masih mengandalkan pembangkit listrik tenaga nuklirFoto: DW

Produksi energi mandiri bisa menjadi kunci

Pada tahun 2021, 26% listrik yang dikonsumsi di Prancis berasal dari energi terbarukan. Sebagai perbandingan, di Jerman sudah 45% energi berasal dari energi terbarukan. Prancis menargetkan peningkatan pangsa energi terbarukan menjadi 40% pada tahun 2040. Untuk itu, prakarsa yang mandiri yang bersifat lokal, seperti yang digalang Enercoop, akan menjadi kunci, kata para pendukungnya.

Sebuah studi tahun 2016 oleh konsultan penelitian Belanda CE Delf memperkirakan bahwa pada tahun 2050 setengah dari semua rumah tangga di Uni Eropa, sekitar 113 juta, dapat menghasilkan energi sendiri, baik secara individu maupun kolektif.

"Transisi ke energi bersih terdesentralisasi ini juga akan membantu mengurangi beban pada jaringan listrik pusat yang besar pada jam-jam permintaan puncak," kata Dirk Vansintjan, Presiden REScoop, sebuah federasi dari 2.200 koperasi energi mandiri di seluruh Eropa.

Namun, para ahli memperingatkan keberhasilan transisi energi hijau sangat bergantung pada dukungan masyarakat. "Ada sejumlah besar investasi dalam energi terbarukan, tetapi sering kali dari atas ke bawah,” kata Rikard Warlenius, dosen di Universitas Gothenburg, Swedia, yang telah mempelajari inisiatif energi akar rumput, kepada DW. "Untuk menjadi sukses, penduduk setempat harus mendapat manfaat dan terlibat."

Pada tahun 2018 dan 2019, Uni Eropa mengeluarkan arahan yang mempromosikan apa yang disebut "warga negara dan komunitas energi terbarukan", tetapi para kritikus mengatakan biaya yang besar dan rintangan birokrasi membuat inisiatif ini kurang berhasil.

(hp/yf)