1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tanggapan Media Internasional Atas Hasil Pemilu Jerman.

25 September 2017

Media internasional secara senada berkomentar, politik Jerman masuki fase baru yang sulit. Merkel tidak bisa lagi memerintah seperti sebelumnya, setelah partai populis kanan juga lolos ke Bundestag.

https://p.dw.com/p/2kdYV
Bundestagswahl 2013 Merkel Presse Medien Reaktionen Europa Spanien
Foto: picture-alliance/dpa

Hasil pemilu Jerman 2017 menandai sebuah fase politik baru. Kanselir Angela Merkel memang bisa memerintah untuk keempat kalinya. Namun peta politik di Jerman akan sama sekali berbeda dan sulit diramalkan. Media internasional dalam tajuknya menulis komentar senada menyangkut datangnya fase baru dalam politik Jerman dan tren bangkitnya kekuatan ekstrim kanan maupun kiri.

Harian Inggris Sunday Times berkomentar: Hasil Pemilu Jerman kali ini merupakan pertanda bagi sebuah fase politik yang baru dan sulit diperhitungkan. Untuk pertama kalinya enam partai terwakili di parlemen-Bundestag. Hampir 25 persen pemilih memberikan suaranya kepada partai ekstrim kanan dan atau ekstrim kiri. Hasil pemilu kali ini, bukanlah resep bagi stabilitas, walau partai berhaluan tengah saat ini masih mampu meraih suara mayoritas.

Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung dalam tajuknya menulis: Perolehan suara cukup siginifikan dari partai populis kanan AfD dan partai liberal FDP, menyebabkan pemenang pemilu, Angela Merkel tidak akan bisa memerintah dengan cara seperti sebelumnya. Partai-partai yang lolos ke Bundestag bisa menekan Merkel dan mempengaruhi haluan politik pemerintahan Jerman mendatang. Baik sebagai mitra koalisi pemerintah maupun sebagai oposisi.

Juga harian Austria Der Standard berkomentar; Kanselir Merkel tidak akan bisa melanjutkan politiknya seperti selama ini tanpa perubahan apapun. Cukup lama Jerman tidak memiliki fraksi kanan di parlemennya. Kini perwakilan kelompok anti imigran, anti Islam dan anti Yahudi, AfD duduk di kursi parlemen-Bundestag, di jantung demokrasi, dan dari sana mereka akan melancarkan pidatonya. Partai yang masih percaya bahwa mereka bisa melanjutkan kiprah seperti sebelumnya, akan gagal. Peringatan ini terutama  berlaku bagi dua partai meinstream CDU dan SPD, yang tidak melihat frustrasi warga di saat kampanye atau juga gagal memahami besarnya kekecewaan pemilih.

Harian Perancis Le Figaro dalam tajuknya berkomentar: kekuatan radikal telah memantapkan posisinya di Jerman. Angela Merkel sebelumnya sangat yakin bisa meredam popularitas partai kanan AfD, jika krisis pengungsi bisa diakhiri. Memang arus pengungsi ke Jerman berkurang drastis, akan tetapi kekuatan radikal kanan sudah memantapkan posisinya. Untuk jangka waktu lama, partai radikal kanan ini tidak akan lenyap dari lanskap politik Jerman.

Harian Inggris Times bahkan menulis komentar bernada pesismitis terhadap kelanjutan masa sajabat kanselir Merkel. Dalam tajuknya harian ini menulis, Angela Merkel tidak bahagia menjadi pimpinan dunia yang bebas. Juga jika dia sebelummya punya ambisi itu, kini terhalang oleh kondisi hasil pemilu yang sebetulnya ia menangkan. Masa jabatan keempat kalinya akan penuh atmosfir racun. Banyak yang meragukan, Merkel akan mampu menuntaskan periode legislaturnya. Contohnya mantan kanselir Helmut Kohl yang juga berhasil mencapai masa jabatan keempat kali, tapi dipaksa mundur di tengah masa jabatannya.

as/yf(afp,dpa)