1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tindakan Brutal Militer Terus Berlangsung

9 November 2011

Kekerasan yang terjadi di Suriah kini sudah menelan korban tewas lebih dari 3.500 orang. Demikian dikatakan Komisaris Tinggi PBB untuk hak asasi manusia Selasa kemarin (08/11).

https://p.dw.com/p/137QJ
In this citizen journalist's image made with a mobile phone and provided by Shaam News Network, Syrian protesters stage a demonstration against the Syrian President Bashar Assad's regime at Mreidekh village in Edlib province, northern Syria, on Sunday, Nov. 6, 2011, according to the source. The crisis in Syria has burned since mid-March despite widespread condemnation and international sanctions aimed at chipping away at the ailing economy and isolating Assad and his tight circle of relatives and advisers. (AP Photo/Shaam News Network) EDITORIAL USE ONLY, NO SALES, THE ASSOCIATED PRESS IS UNABLE TO INDEPENDENTLY VERIFY THE AUTHENTICITY, CONTENT, LOCATION OR DATE OF THIS HANDOUT PHOTO
Aksi protes terhadap rejim Assad di desa Mreidekh di provinsi Idlib (06/11)Foto: AP

Akibat kebrutalan yang tidak kunjung henti, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle menyatakan, tekanan terhadap rejim Assad akan ditingkatkan dalam kerjasama dengan Liga Arab, jika pemerintah Suriah tidak menghentikan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri. Pada saat bersamaan, Westerwelle menyatakan tidak setuju dengan intervensi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Suriah.

Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppé mengatakan dalam wawancara dengan harian "Al-Sharq Al-Awsat", gerakan demokrasi di Suriah tetap terpecah belah. Tetapi Dewan Nasional yang mengusahakan penyatuan oposisi kemungkinan bisa mendapat pengakuan internasional.

Liga Arab Gagal

Foreign Minister of Germany, Guido Westerwelle, addresses the 66th session of the United Nations General Assembly, Monday, Sept. 26, 2011. (Foto:Richard Drew/AP/dapd)
Menteri Luar Negeri Jerman Guido WesterwelleFoto: dapd

Sejak Suriah menyetujui rencana perdamaian yang diusulkan Liga Arab sepekan lalu (Rabu, 02/11), lebih dari 60 orang tewas. Demikian dikatakan juru bicara Liga Arab, Ravina Shamdasani. Sedikitnya 19 orang tewas pada awal peringatan Idul Adha hari Minggu lalu (06/11). Situasi di Homs, yang menjadi salah satu markas oposisi, disebutnya mengerikan.

Sementara itu, tentara pemerintah melanjutkan gempuran terhadap warga yang membangkang. Kota Hama kembali menjadi sasaran serangan Selasa (08/11). Sebelumnya kota Homs mendapat gempuran militer. Demikian keterangan aktivis. Serangan di Hama menyebabkan tiga orang tewas dan belasan lainnya cedera. Seorang penentang rejim Assad mengatakan dalam wawancara dengan kantor berita DPA di Libanon, tentara pemerintah memasuki setiap rumah, juga menganiaya dan menangkap warga.

Aliran listrik diputus, dan telefon serta internet tidak berfungsi lagi. Di seluruh Suriah diberitakan 13 warga sipil tewas. Menurut aktivis hak asasi, delapan tentara tewas di provinsi Idlib. Diduga mereka dibunuh tentara pemerintah yang membelot. Akibat blokade pemerintah terhadap media, laporan yang diperoleh dari Suriah sulit diuji kebenarannya.

Perlawanan Warga Sipil

Bordeaux mayor and former French prime minister Alain Juppe, foreground left, addresses supporters in the courtyard of the Bordeaux city hall, southwestern France, Monday, Feb. 2, 2004. Juppe, who was to an 18-month suspended prison sentence, automatically banning him from holding office for 10 years, appealed the decision. Juppe is expected to speak publicly on Tuesday about the matter. (AP Photo/Bob Edme)
Menterli Luar Negeri Perancis Alain JuppéFoto: AP

Dalam sebuah wawancara dengan media AS, CNN, Hanny Megally dari Badan Urusan Pengungsi PBB, UNHCR mengatakan, bahaya perang saudara semakin mengancam Suriah. "Memang bahaya itu semakin besar setiap harinya, tetapi jika orang melihat apa yang benar-benar terjadi di setiap kota, akan tampak jelas, bahwa militer dengan kekuatan besar menindak rakyat yang sebagian besar tidak bersenjata, yang mengadakan demonstrasi di jalan-jalan karena ingin perubahan." Demikian dijelaskan Megally.

Menurut Megally memang ada warga yang memperoleh senjata, dan semakin banyak tentara atau aparat keamanan yang membelot. Jadi perlawanan bersenjata mulai timbul, tetapi sebagian besar aksi protes di jalanan dilakukan warga sipil yang berani.

Seruan Oposisi

Dewan Nasional yang didirikan oposisi Suriah menyerukan warga untuk mengadakan aksi mogok Kamis besok (10/11) untuk memprotes tindakan brutal pemerintah. Langkah itu juga ditujukan untuk menekan Liga Arab agar lebih mendesak pemerintah untuk melindungi rakyat sipil. Penentang Assad juga menuntut Liga Arab untuk dengan jelas mengambil posisi menentang rejim Assad, bahkan mengeluarkan Suriah dari organisasi tersebut. Selain itu, sanksi-sanksi selanjutnya juga diperlukan.

Militer yang terus melancarkan kekerasan di beberapa kota menunjukkan bahwa pemerintah Suriah tidak mematuhi kesepakatan dengan Liga Arab yang sudah diputuskan pekan lalu. Oleh sebab itu, organisasi tersebut akan kembali berunding Sabtu mendatang (12/11) di Kairo.

dpa/afp/cnn/Marjory Linardy

Editor: Hendra Pasuhuk