1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peran Politik Adik Perempuan Kim Jong Un Makin Besar?

16 Maret 2021

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengecam Amerika Serikat di tengah rencana perwakilan diplomatik dan militer AS mengunjungi Seoul, Korea Selatan.

https://p.dw.com/p/3qgBl
Kim Yo Jong (kiri) saat berkuda bersama saudara laki-lakinya, Kim Jong Un
Kim Yo Jong (kiri) bertanggung jawab menangani hubungan Pyongyang dengan SeoulFoto: KCNA/Zuma/picture alliance

Media milik pemerintah Korea Utara (Korut) melaporkan pada hari Selasa (16/03), bahwa Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Kim Jong Un, mengecam rencana pertemuan antara perwakilan diplomatik Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) di Seoul.

Kecaman itu muncul sehari sebelum Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dijadwalkan tiba di Seoul pada hari Rabu (17/03).

Blinken dan Austin juga mengunjungi Tokyo pada hari Senin (15/03), sebagai bagian dari perjalanan diplomasi empat hari mereka yang bertujuan untuk menggalang aliansi militer sebagai benteng melawan Cina dan memperkuat pertahanan melawan senjata nuklir Korut.

Pada pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi di Tokyo, Blinken mengatakan bahwa kunjungannya dimaksudkan untuk menegaskan kembali aliansi AS-Jepang.

"Kami benar-benar datang untuk menegaskan fakta bahwa aliansi itu seperti yang ingin kami katakan sebagai landasan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran kami," ucap Blinken, seraya menambahkan bahwa AS akan terus bekerja dengan sekutu menuju denuklirisasi Korea Utara.

Kemungkinan provokasi Pyongyang

Shin Beom-chul, seorang peneliti di Institut Riset Korea untuk Strategi Nasional, mengatakan bahwa kecaman tersebut mewakili sejumlah langkah yang akan dilakukan Pyongyang.

"Korea Utara telah menilai bahwa AS tidak akan menawarkan cukup konsesi dan karena itu mengeluarkan pernyataan ini menjelang kunjungan Blinken dan Austin ke Seoul," katanya kepada AFP.

Ada kemungkinan besar akan terjadi provokasi militer oleh Korea Utara selama atau setelah perjalanan Amerika, tambahnya.

Korea Utara belum beri tanggapan konkret

Dimulainya latihan militer bersama AS dan Korsel di dekat perbatasan Korut pada pekan lalu, membuat Kim Yo Jong angkat bicara dan memperingatkan pemerintahan baru AS. "Jika ingin tidur dengan damai selama empat tahun ke depan, sebaiknya jangan menimbulkan bau (mesiu) pada langkah pertama," ucapnya.

Sebelumnya pada hari Senin (15/03) Sekretaris Pers Jen Psaki mengatakan Gedung Putih telah melakukan upaya untuk berkomunikasi dengan pemerintah Korea Utara tetapi tawaran Amerika Serikat belum direspons.

ha/hp (AFP, Reuters)