1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perjanjian Koalisi Jerman Disepakati

7 Februari 2018

Ini adalah proses pembentukan pemerintahan paling lama dalam sejarah Jerman. Sekarang perjanjian koalisi telah disepakati. Namun, menurut editor DW Christoph Strack, masih ada satu tahapan lagi yang harus dilewati.

https://p.dw.com/p/2sFek
Deutschland PK Sondierungsgespräche in Berlin Merkel und Schulz
Foto: Reuters/H. Hanschke

Akhirnya. 135 hari setelah pemilu, tercapai kesepakatan koalisi. Sebentar lagi pemerintahan Jerman akan terbentuk. Betapa pentingnya hal ini, bisa dilihat dari agenda Kanselir untuk hari Kamis (08/02): Siang hari, Merkel menyambut Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, dan malam harinya kepala Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker. Eropa menanti pemerintahan baru Jerman, sebagai salah satu kekuatan kuat di Uni Eropa bersama Perancis. Eropa bisa dikatakan adalah fokus utama dari kesepakatan koalisi ini. Ini termasuk kebijakan luar negeri.

Lingkup dan detail perjanjian yang mencakup lebih dari 150 halaman, tidak hanya terdiri dari rincian peraturan, namun juga karena kurangnya kepercayaan dari pihak mitra koalisi. Bundestag mendapat buku tebal untuk digarap selama sisa tiga setengah tahun masa periode legislatif. Dorongan tersebut berasal dari para pemimpin ketiga partai dalam koalisi, tidak dari para anggota parlemen.

Strack Christoph Kommentarbild App
Foto: DW

Namun, kesepakatan tersebut masih harus melewati persetujuan anggota partai SPD. Ini tidak menjadi masalah di tahun 2013 - lebih dari tiga perempat anggota partai menyetujuinya. Ini akan berbeda pada 2018. Pada kongres partai hanya sekitar 56 persen delegasi yang setuju untuk melakukan negosiasi koalisi. Penentang koalisi, terutama dari kalangan pemuda SPD telah lama berjuang untuk menolaknya.

Tapi pembagian posisi menteri dalam kabinet mungkin bisa mengubah pendapat mereka. Cukup mengejutkan seliweran berita dengan kementerian mana yang akan menjadi milik SPD. Partai ini tidak akan bisa mendapat hasil yang lebih baik lagi. SPD tidak bisa mencapainya lagi.

Tidak kalah serunya masalah internal kubu CDU/CSU. Karena keberhasilan satu negosiasi berarti mengorbankan hal yang lain. Angela Merkel, pemimpin CDU, telah berbicara tentang "kompromi yang menyakitkan". Kesepakatan sekarang akan mengungkapkan apa yang dimaksudnya. Merkel harus menyampaikan "rasa sakit" ini kepada anggota partainya. CDU itu sendiri tidak dihadapkan pada keputusan keanggotaan atau kongres partai. Tapi kondisi partai yang menggerutu tentang ketuanya, tidak menjadikan kondisi yang harmonis dalam CDU.

Yang jelas, pembentukan pemerintahan koalisi Jerman kini semakin jelas. Jerman telah beroperasi terlalu lama hanya dengan satu kepala pemerintahan. Hal ini membatasi pergerakan pemerintah. Rintangan terakhir akan dilewati bulan Maretn mendatang.

Christoph Strack (vlz/yf)