1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

050910 ETA Waffenruhe

6 September 2010

Spanyol menanggapi pernyataan gerakan pembebasan Baskia ETA untuk meletakkan senjata dengan sikap skeptis. Hal itu tidak cukup, demikian pemerintah Spanyol.

https://p.dw.com/p/P5TZ
Tiga pejuang ETA menyampaikan pesannya lewat videoFoto: AP

Hari Minggu lalu (5/9) harian berbahasa Baskia „Gara" mempublikasikan di situs internetnya sebuah video berisi pesan, bahwa gerakan itu akan mengakhiri segala aksi bersenjata. Namun masih belum jelas, apakah ETA menyatakan gencatan senjata sementara atau permanen.

Sejak awal berdirinya ETA pada tahun 1968 organisasi militan itu melakukan aksi teror untuk meraih kemerdekaan kawasan Baskia di utara Spanyol dan selatan Perancis. Selama aksinya yang berlangsung empat dekade, sedikitnya 850 orang tewas. Namun ETA semakin tertekan, setelah sejumlah anggota pentingnya ditangkap dan desakan warga Baskia untuk melakukan politik secara legal semakin meningkat.

Dalam tayangan video itu nampak tiga pejuang ETA mengenakan topeng. Ketiganya duduk di belakang meja di depan logo ETA dan di tembok tergantung bendera Baskia. „Gara" menerjemahkan pernyataan yang berbahasa Baskia ke dalam bahasa Spanyol. Yang menyatakan, organisasi itu telah mengambil keputusan untuk tidak melakukan aksi bersenjata memperjuangkan kemderdekaan dan akan membawa aspirasi mereka lewat proses demokrasi. Seperti disampaikan suara perempuan dalam video tersebut:

"ETA akan mendukung pencarian solusi secara demokratis, agar warga Baskia dapat menentukan masa depannya dengan melakukan dialog dan perundingan yang berlandaskan demokrasi."

Sementara itu, pemerintah Spanyol mengatakan hanya akan berunding dengan ETA jika kelompok itu meletakkan senjata untuk selamanya. Di masa lalu gerakan itu dua kali menyatakan gencatan senjata, namun kemudian berubah pikiran.

Berdasarkan pengamatan kalangan pakar, rekaman video itu menunjukkan bahwa gerakan tersebut semakin tidak yakin untuk mengambil langkah di masa depan. Dengan tertangkapnya anggota penting, polisi berhasil melemahkan organisasi itu. Maret 2006 ETA sempat menyatakan bersedia melakukan gencatan senjata. Namun pada tahun itu juga Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero membatalkan perjanjiannya setelah terjadi serangan bom ETA di bandara Madrid yang menewaskan dua orang.

Pemerintah Spanyol, begitu juga Amerika Serikat dan Uni Eropa mengkategorikan ETA sebagai organisasi teror. Tahun ini Zapatero berulang kali mengatakan tidak bersedia untuk melakukan perundingan perdamaian dengan ETA. Dan tahun ini juga polisi Spanyol berhasil menangkap 62 tersangka pelaku organisasi tersebut. Bentrokan terakhir antara ETA dengan kalangan polisi terjadi bulan Maret lalu. Ketika itu seorang polisi Perancis menghentikan mobil yang dicuri oleh anggota ETA. Polisi itu langsung ditembak mati. Namun tidak lama kemudian, polisi Perancis dan Spanyol berhasil menangkap sejumlah orang yang diduga sebagai anggota ETA. Diantaranya termasuk pemimpin militer organisasi itu Mikel Carrera Sarobe, yang biasanya dipanggil Ata. Saat itu sejumlah kalangan menyebut penangkapan tersebut sebagai tanda awal dari akhir konflik yang telah berlangsung lama. Menteri Dalam Negeri Spanyol Alfredo Rubalcaba menyebutnya sebagai aksi yang sangat penting:

"Ata adalah buron penting yang dicari selama ini. Ia adalah target nomor satu."

Sebagai reaksi pertama terhadap pesan itu, Kementerian Dalam Negeri Spanyol menyatakan yang terpenting adalah ETA hendaknya bersungguh-sungguh untuk menghentikan perlawanan bersenjata. Namun hal itu tidak diumukannya dalam pesan videonya.

AN/DK/DS/rtrd