1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Utara

Trump dan Biden Diskusi Terpisah soal Corona

Ankita Mukhopadhya
16 Oktober 2020

Donald Trump memuji respons pemerintahannya menangani pandemi dan mengatakan bahwa ia "mengecam" supremasi kulit putih. Secara terpisah, Joe Biden mengkritik apa yang ia sebut respons "panik" Trump terhadap pandemi.

https://p.dw.com/p/3k06K
Donald trump dan Joe Biden
Foto: Patrick Semansky/dpa/picture-alliance

Presiden AS Donald Trump dan saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden menjawab pertanyaan dari publik dalam dikusi town hall yang disiarkan televisi pada Kamis (15/10) malam waktu setempat.

Kedua diskusi tersebut disiarkan pada waktu yang sama, tetapi di kota yang berbeda - Trump berada di Miami sementara Biden di Philadelphia.

Debat kedua pemilihan presiden AS awalnya dijadwalkan pada Kamis (15/10) malam, tetapi Trump mundur setelah penyelenggara mengatakan bahwa debat tersebut berlangsung dalam format virtual, karena Trump terinfeksi Covid-19 pada 2 Oktober.

Pandemi corona

Trump tetap membela kebijakan pemerintahannya dalam menangani pandemi corona dan menyerang Joe Biden karena menjauh menghindari kampanye pada tahap awal pandemi. "Hei, saya presiden - saya harus bertemu orang, saya tidak bisa berada di ruang bawah tanah," kata Trump.

Ketika ditanya pendapatnya tentang penggunaan masker, Trump mengelak, mengatakan bahwa dia telah mendengar "cerita berbeda" tentang efektivitas masker. Dia kemudian memuji pengobatan antibodi COVID-19 eksperimental dari Regeneron, yang membantu penyembuhannya dari virus corona.

Sementara itu, Joe Biden menuding Trump meremehkan pandemi.

"Dia bilang dia tidak memberi tahu siapa pun karena dia takut orang Amerika akan panik," kata Biden. "Orang Amerika tidak panik. Dia yang panik."

"Presiden Trump berbicara tentang banyak hal yang tidak akurat," katanya. "Jika ilmuwan yang mengatakan bahwa (vaksin) ini yang siap diberikan, saya akan mendorong masyarakat untuk menerimanya."

Supremasi kulit putih

Trump mengatakan dia akan mengecam supremasi kulit putih, tetapi menolak untuk mengutuk kelompok konspirasi QAnon.

"Saya mengecam supremasi kulit putih, saya telah mencela supremasi kulit putih selama bertahun-tahun."

Ketika ditanya tentang teori konspirasi kelompok QAnon, Trump mengatakan dia tidak tahu apa-apa tentang gerakan tersebut, tetapi bersikeras dia tahu bahwa mereka "sangat menentang pedofilia, dan saya setuju dengan itu."

Gerakan konspirasi QAnon secara keliru mengklaim bahwa Trump melawan elite pedofil global yang mengoperasikan jaringan perdagangan anak.

Pajak Trump

Trump mencoba menghindari pertanyaan seputar penyelidikan New York Times tentang pajaknya yang mengungkapkan bahwa dia berhutang US$ 400 juta (Rp 5,6 triliun) kepada kreditor. Dia mengakui bahwa dia secara finansial "kurang berpenghasilan".

Trump mengatakan bahwa beberapa pinjamannya adalah bantuan kepada institusi yang ingin meminjamkan uang kepadanya.

"Ketika Anda melihat properti yang sangat luas seperti yang saya miliki, dan itu besar dan indah dan lokasinya bagus, jika Anda melihat itu, jumlah uang US$ 400 juta (Rp 5,6 triliun) adalah kecil, itu sangat tidak ada apa-apanya. Dan itu normal dimanfaatkan dengan bank pada umumnya. Bukan masalah besar, "kata Trump.

Fracking, ekonomi, dan pemilu

Biden ditanyai pandangannya tentang fracking, metode eksplorasi migas dengan injeksi fluida bertekanan tinggi secara horizontal. Isu ini menjadi senjata konsisten Trump dalam menyerang Biden dan calon wakil presidennya Kamala Harris.

Biden mengatakan bahwa dia akan "berhenti memberikan keringanan pajak dan mensubsidi minyak," tetapi tidak melarang fracking.

Trump mengulangi pandangannya tentang keberhasilan pemerintahannya dalam menciptakan lapangan kerja sambil mengatakan tahun depan ekonomi AS "akan menjadi fenomenal" jika dia terpilih kembali. Dia juga berjanji untuk membuat rencana perawatan kesehatan yang lebih murah dan lebih baik daripada Obamacare.

Ketika ditanya apakah dia akan menerima transisi kekuasaan secara damai jika nantinya kalah, Trump mengatakan dia akan menerima kekalahan jika itu adalah sebuah "pemilihan yang jujur."

(rap/hp)