1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Di Rusia, Taliban Menyatakan Siap Berdamai Dengan Kabul

10 Juli 2021

Ekspansi Taliban di wilayah perbatasan menyita perhatian Rusia. Usai diundang berunding ke Moskow, kelompok Islamis itu kini mengaku siap menyepakati gencatan senjata dengan pemerintah Afganistan.

https://p.dw.com/p/3wH2y
Delegasi Taliban di Moskow, Rusia, (9/7)
Delegasi Taliban di Moskow, Rusia, (9/7)Foto: Dimitar Dilkoff/AFP

Delegasi Taliban di Moskow pada Jumat (9/7) memastikan pihaknya akan membahas kesepakatan gencatan senjata jika perundingan di Doha dengan pemerintah Afganistan berlangsung sukses, seperti dikabarkan kantor berita RAI.

Kunjungan para Talib ke Rusia dilakukan untuk memenuhi undangan Moskow. Rusia belakangan semakin mengkhawatirkan ekspansi kaum Islamis yang dipantau telah menguasai dua pertiga wilayah perbatasan dengan Tajikistan.

Di Moskow, Taliban berjanji tidak akan mengganggu kepentingan Rusia, atau negara lain. "Kami akan mengambil langkah-langkah agar Islamic State tidak beroperasi dari wilayah Afganistan, dan teritori kami tidak akan kami gunakan untuk melawan negara-negara jiran,” tutur juru bicara Taliban, Shahabuddin Delawar.

Kelompok ini juga berjanji tidak akan menyerang pintu perbatasan Tajikistan-Afganistan, yang selama ini menjamin keterbukaan akses bagi Rusia. Dalam konferensi pers di Moskoq, Shahabuddin menambahkan pihaknya akan menghormati hak kaum minoritas dan semua warga Afganistan dalam kerangka Syariah Islam.

Kemenlu mewanti-wanti Pakta Pertahanan Asia Tengah (CSTO) tidak akan tinggal diam, dan bakal siap mengambil "langkah tambahan untuk menghadang agresi” di perbatasan jika diperlukan, lapor RIA.

"Kami mencatat eskalasi kekerasan di perbatasan Afgan-Tajik. Pergerakan Taliban dengan cepat mengokupasi sebagian besar distrik di perbatasan,” kata juru bicara Kemenlu Rusia, Maria Zakharova. 

Negara-negara yang berbatasan dengan Afganistan
Negara-negara yang berbatasan dengan Afganistan

Perebutan wilayah kekuasaan

Taliban mengklaim sejauh ini telah merebut 85% wilayah Afganistan. Ekspansi bertubi-tubi di wilayah utara turut meruntuhkan moral serdadu pemerintah. Dalam hanya dua bulan, kaum Islamis dikabarkan sudah menduduki 150 distrik.

Baru-baru ini Taliban juga mengaku berhasil merebut pintu perbatasan utama ke Iran. Pendudukan itu terjadi usai kedua seteru diundang bertemu di Teheran. 

Saat ini milter Afganistan sedang menyiapkan operasi besar-besaran untuk merebut kembali distrik yang dikuasai Taliban.  

Kepada DW, wartawan Jerman di Kabul, Franz Marty, meragukan kemampuan Taliban menguasai Afganistan. "Patut dipertimbangkan bahwa sejauh ini belum ada upaya serius dari Taliban untuk merebut ibu kota provinsi.”

Menurutnya strategi Taliban berpusar pada penguasaan wilayah terluar, untuk "mendesak pemerintah agar menyerah di meja perundingan.”

"Kecepatan ekspansi mereka menimbulkan pertanyaan apakah Taliban benar-benar punya personel yang cukup untuk merebut semua wilayah. Mereka mungkin akan mampu merebut beberapa provinsi, tapi tidak seluruh negeri.”

Amerika Serikat sudah menjanjikan bantuan bagi militer Afganistan dalam beberapa tahun ke depan. Bantuan tersebut dijanjikan menyusul penarikan mundur pasukan NATO yang dipercepat menjadi bulan Agustus

Menurut Marty, meski Taliban mampu membukukan kemenangan psikologis, "kejatuhan Afganistan ke tangan Taliban saat ini masih mustahil.”

rzn/yp (afp,rtr,dw)