1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ekstradisi Assange ke AS Belum Jelas

8 Desember 2010

Australia tuduh Amerika Serikat bertanggugnjawab atas kebocoran kawat diplomatik rahasia yang dipublikasi Wikileaks. Sementara Pemerintah Swedia menegaskan tidak ada kontak dengan AS mengenai ekstradisi terhadap Assange.

https://p.dw.com/p/QTDy
Julian Assange dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, Swiss, November 2010Foto: Picture alliance/dpa

Sejauh ini tak ada kontak antara Stockholm dan Washington mengenai kemungkinan menyerahkan bos Wikileaks, Julian Assange, ke Amerika Serikat jika ia dibawa ke Swedia untuk diadili. Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt, Rabu ini (08/12) yang menegaskan bahwa Swedia memiliki pengadilan yang independen.

Kejaksaan Swedia mengeluarkan perintah penahanan internasional terhadap Assange yang dituduh melakukan pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap dua perempuan di Swedia. Pria Australia berusia 39 tahun tersebut menyerahkan diri kepada pihak berwenang Inggris hari Selasa. Ia harus mendekam di penjara sampai sidang dimulai 14 Desember.

Pernyataan Menlu Carl Bildt senada dengan keterangan Kementrian Luar Negeri AS. Menjawab pertanyaan wartawan apakah Washington akan mengupayakan ekstradisi Assange, juru bicara kementrian Philip Crowley mengatakan, "Penahanannya untuk saat ini adalah urusan antara Inggris dan Swedia."

Menteri Kehakiman AS Eric Holder berulangkali menyatakan bahwa publikasi Wikileaks membahayakan keamanan nasional AS. Holder tidak mengungkapkan, kemungkinan teknis apa yang bisa dilakukan AS untuk memblokir situs internet Wikileaks dan langkah apa yang diambil AS sehubungan dengan penyelidikan kriminal terhadap Wikileaks. "Saya hanya bisa bilang bahwa sedang dilakukan penyelidikan kriminal yang sangat serius dan kami mengupayakan segala cara untuk meredam informasi yang mengalir deras ini," dikatakan Eric Holder.

Dan kebocoran data diplomatik rahasia itu adalah kesalahan AS sendiri, tuding Australia. Menteri Luar Negeri Australia Kevin Ruud mengatakan, orang yang pertama membocorkan dokumen-dokumen itu bukan Assange. Bukan Tuan Assange sendiri yang bertanggungjawab atas pengeluaran secara tidak sah 250.000 dokumen rahasia dari jaringan komunikasi diplomatik AS, kata Rudd dalam wawancara dengan Reuters. AS yang bertanggungjawab untuk itu, tandas Rudd. Ia menambahkan, kebocoran itu menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan keamanan AS.

Sumber asli kebocoran tidak diketahui, walaupun seorang tentara Amerika yang bekerja sebagai analis intelijen di Irak, Bradley Manning, dihukum oleh pengadilan militer karena mengunduh secara tidak sah lebih dari 150.000 data Departemen Luar Negeri. Ia ditangkap bulan Mei dan dihukum Juli. Para pejabat AS menolak untuk mengatakan apakah data-data tersebut sama dengan yang kini dipublikasi Wikileaks.

Situs internet itu seakan tak peduli atas penahanan Assange dengan mempublikasi serangkaian data diplomatik rahasia berikutnya Rabu ini (08/12), yang makin mempermalukan AS dan sekutu-sekutu terdekatnya. Setelah Julian Assange menghabiskan malam pertama di balik terali di London, situs internetnya mengungkap bahwa Washington mencap mantan PM Australia Kevin Rudd sebagai orang yang gila kontrol dan cenderung mudah salah.

Rudd yang kini menjabat sebagai menteri luar negeri Australia, Rabu (08/12), mengatakan, pihaknya akan memberi bantuan konsuler kepada Assange yang berada dalam tahanan di Inggris.

Sementara itu, tekanan terhadap Wikileaks mulai bertambah dengan dihentikannya saluran penting pendanaan dan penolakan terhadap permohonan pembebasan dengan uang jaminan bagi Assange.

Renata Permadi/afp/rtr

Editor: Yuniman Farid