1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gencatan Senjata di Suriah Efektif?

13 September 2016

Gencatan senjata yang disepakati AS dan Rusia sejauh ini berjalan cukup baik di Suriah, walaupun tidak semua partai setuju. Kelompok monitor melaporkan kekecualian hanya ada di sejumlah daerah kekuasaan jihadis.

https://p.dw.com/p/1K141
Syrien Damaskus Eid Al-Adha
Foto: picture-alliance/AA/M. Eyad

Gencatan senjata yang ditetapkan untuk seluruh wilayah Suriah mulai berlaku pukul 7 malam waktu setempat. Jumat lalu. AS dan Rusia sudah mengumumkan kesepakatan menghentikan untuk sementara baku tembak. Tujuannya untuk memungkinkan bantuan humaniter bagi warga sipil.

Organisasi Syrian Observatory for Human Rights yang memonitor konflik Suriah lewat jaringan lokal menyatakan dari basisnya di Inggris, bahwa "situasi tenang relatif bisa dipertahankan." Namun direkturnya, Rami Abdulrahman mengatakan, baik pemerintah maupun pemberontak terus terlibat pertempuran sengit di barat laut Suriah.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry juga mengatakan pertempuran tampaknya berhasil dikurangi, tapi ia juga memperingatkan untuk tidak terlalu optimis.

Kerry mengatakan kepada wartawan, laporan awal menunjukkan, kekerasan berkurang, walaupun masih ada laporan pertempuran dari beberapa area. Menurutnya, masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan apapun.

Gencatan senjata ini adalah upaya kedua yang digagas Washington dan Moskow tahun ini di Suriah. Perang di negara itu sudah berjalan lima tahun. Aktor utamanya adalah Presiden Bashar al Assad yang melawan sejumlah kelompok pemberontak, di antaranya kelompok ekstrimis Islam.

Rusia sudah lama jadi sekutu Bashar al Assad penguasa resmi Suriah yang diguncangg berbagai kekuatan luar untuk menumbangkannya. Sejak tahun lalu Moskow mulai mendukung Assad dengan serangkaian serangan udara. Di pihak lain, AS mendukung beberapa kelompok pemberontak yang dinilai moderat, untuk menjatuhkan Assad dari jabatannya.

'Rejim yang suka perdamaian'

Akibat konflik bertahun-tahun jutaan warga sipil melarikan diri atau terjebak di antara berbagai kekuatan yang berperang berebut kekuasaan. Gencatan senjata terutama bertujuan untuk memungkinkan pemberian bantuan bagi warga sipil, terutama di kota Aleppo yang jadi basis kelompok pemberontak yang dikepung.

Penghentian sementara tembak-menembak juga ditujukan untuk memungkinkan AS dan Rusia melancarkan operasi bersama terhadap kelompok jihadis, termasuk Islamic State atau ISIS dan Fateh al-Sham yang dulu berafiliasi dengan Al Qaeda. Kelompok-kelompok itu tidak ikut kesepakatan.

Syrien Zivilbevölkerung in Aleppo
Aleppo adalah salah satu kota yang paling menderita karena konflikFoto: Reuters/A. Ismail

Rusia menyatakan, gencatan senjata yang disepakati untuk 48 jam bisa diperpanjang 48 jam lagi, jika sukses. Seorang pejabat tinggi Rusia mengatakan, Moskow mematuhi gencatan senjata, tapi tetap akan menyerang kelompok yang dinilai teroris.

Sementara militer Suriah menyatakan, bersedia menjadi "rejim yang suka perdamaian" bagi seluruh Suriah. Tapi mereka juga menyatakan berhak segera mengambil tindakan jika "kelompok bersenjata" melanggar kesepakatan. Sementara kelompok-kelompok pemberontak belum resmi menyatakan setuju dengan kesepakatan. Namun indikasinya sudah jelas.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier Senin kemarin menyerukan semua partai yang berkonflik untuk menghormati kesepakatan gencatan senjata.

Assad bertekad mengambil alih seluruh negeri

Hanya beberapa jam sebelum gencatan senjata dimulai, Presiden Assad menyatakan bertekad mengambil alih kembali seluruh Suriah dari tangan kelonmpok pemberontak. Ia menambahkan, miltier akan melanjutkan tugasnya tanpa keraguan apapun, dan tanpa menghiraukan situasi di dalam maupun di luar negeri.

Pernyataannya bisa mendorong sikap skeptis oposisi Suriah juga pemberontak, yang tidak percaya bahwa Assad akan patuh pada kesepakatan.

Perang saudara Suriah yang pecah 2011 sejauh ini sudah menelan lebih dari 290.000 korban jiwa, dan menyebabkan pengungsian jutaan orang. Sejumlah perundingan perdamaian sejauh ini gagal.

ml/as (rtr, ap, afp)