1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanJerman

Jerman: Infeksi COVID Capai Rekor Harian Tertinggi

5 November 2021

Jumlah infeksi baru COVID-19 di Jerman telah melampaui rekor pada Desember 2020. Pejabat kementerian kesehatan membahas kemungkinan pembatasan baru bagi yang tidak divaksin.

https://p.dw.com/p/42c40
Pasien COVID-19 di Jerman di fasilitas perawatan ICU
Jumlah rawat inap pasien COVID-19 jadi indikator utama pemberlakuan pembatasan di JermanFoto: picture alliance/dpa

Jerman mencatatkan rekor tertinggi jumlah kasus COVID-19 pada Kamis (04/11), memecahkan rekor pada Desember 2020. Institut Robert Koch (RKI), badan pengendalian penyakit menular di Jerman, melaporkan adanya 33.949 infeksi baru dalam satu hari.

Laporan ini menyusul pernyataan Menteri Kesehatan Jens Spahn yang sehari sebelumnya menyatakan bahwa Jerman tengah berada dalam masa "pandemi orang-orang yang tidak divaksinasi" dan bahwa gelombang keempat virus datang dengan "kekuatan penuh" di seantero negeri.

Bagaimana keadaan RS dan proses vaksinasi di Jerman?

Program vaksinasi Jerman dinilai tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara Eropa lain. Menteri Kesehatan Spahn memperingatkan bahwa mereka yang tidak mau divaksinasi dapat menghadapi pembatasan baru, seperti dilarang berbelanja dan mengunjungi di restoran.

Angka terbaru dari RKI menunjukkan bahwa hanya 66,5% orang di Jerman yang telah divaksinasi lengkap, dibandingkan dengan angka yang mencapai 88% di Portugal dan 81% di Spanyol.

Rumah sakit juga mulai merasakan tekanan karena meningkatnya jumlah pasien yang mengisi tempat perawatan intensif, sebagian besar dihuni oleh mereka yang tidak divaksinasi COVID-19.

Pada Rabu (03/11) malam, tingkat rawat inap per 100.000 penduduk selama tujuh hari yang menjadi statistik kunci baru pemerintah Jerman untuk mengukur tingkat keparahan pandemi, naik menjadi 3,62 dari 3,29 pada hari sebelumnya.

Apa yang diperdebatkan menteri kesehatan?

Spahn bertemu dengan para menteri kesehatan dari 16 negara bagian federal Jerman pada hari Kamis di kota Lindau di Jerman selatan untuk membahas kemungkinan diberlakukannya restriksi baru.

Dalam beberapa bulan terakhir, meski di ruang publik orang-orang masih harus tetap memakai masker, sebagian besar sektor kehidupan di Jerman berangsur normal.

Dalam pembicaraan yang berlangsung selama dua hari ini, para menteri kesehatan juga akan membahas kampanye pemberian dosis tambahan atau booster yang selama ini dikritik karena tidak jelas siapa yang bisa mendapatkannya, dan di mana dosis vaksin booster ini bisa diperoleh. 

Menteri Kesehatan Negara Bagian Bayern, Klaus Holetschek, yang memimpin konferensi ini, menyerukan pemberian booster kepada semua orang, bukan hanya orang tua dan mereka yang rentan.

"Kita perlu dengan sangat, sangat jelas menentukan apa langkah selanjutnya," kata Holetschek menjelang pertemuan ini. Dia menambahkan bahwa sudah jelas "bahwa sektor medis tengah mencapai batasnya."

Selain itu para menteri juga berdiskusi tentang kemungkinan untuk mengakhiri status darurat di Jerman yang rencananya berakhir 25 November. Status ini memberi lebih banyak keleluasaan kepada pemerintah federal untuk mengontrol pandemi.

Apakah keadaan darurat di Jerman segera berakhir?

Tiga partai yang tengah bekerja untuk membentuk pemerintah koalisi Jerman yang akan datang memberikan sinyal bahwa mereka akan membiarkan status darurat berakhir, meski ada permintaan yang sebaliknya dari para pemimpin negara bagian.

Para menteri juga akan mempertimbangkan untuk mengeluarkan langkah-langkah keselamatan yang baru untuk bisnis dan lembaga publik. Di banyak tempat, mereka yang telah menerima vaksin dan pulih atau dapat menunjukkan hasil tes negatif diizinkan memasuki ruang publik. 

Namun syarat keselamatan baru ini nantinya mungkin hanya mengizinkan orang-orang yang telah pulih dari COVID-19 dan yang telah divaksinasi untuk masuk ke dalam gedung, sedangkan tes negatif tidak lagi diterima. Aturan ini dikenal dengan sebutan 2G di Jerman, yakni geimpft (sudah divaksin) dan genesen (sembuh).

Namun, tidak semua pakar kesehatan setuju dengan kemungkinan persyaratan baru ini.

"Kita tidak lagi melakukan tes, itu sebabnya saya pikir aturan seperti 2G relatif berbahaya. Musim gugur dan musim dingin lalu, tes sangat membantu kita," Hendrik Streeck, direktur Institut Virologi Universitas Bonn Jerman, mengatakan kepada DW. "Bahkan sekarang, tes juga diperlukan bagi mereka yang divaksinasi dan tidak divaksinasi," tambahnya.

Beberapa negara dengan peraturan yang lebih ketat mewajibkan orang-orang yang pulih dari COVID-19 dan telah divaksin untuk juga menunjukkan hasil tes negatif. Para ahli mengatakan bahwa peraturan ini harus secara khusus dipertimbangkan untuk memasuki panti jompo.

"Orang yang telah divaksinasi hampir tidak dites sama sekali di Jerman, jadi kita tidak tahu berapa banyak orang yang divaksinasi yang terinfeksi dan dapat menularkan virus," kata Hendrik Streeck.

Sementara Ulrich Weigeldt, kepala asosiasi dokter umum Jerman, mengatakan kepada surat kabar Jerman, Bild, bahwa orang yang tidak divaksinasi "seharusnya tidak diizinkan untuk melakukan kontak dengan kelompok rentan ... ini berlaku untuk rumah perawatan senior serta unit perawatan intensif."

ae/vlz (dpa, Reuters)