1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Bangun Reaktor Riset Nuklir Baru di Isfahan

6 Februari 2024

Kepala Badan Energi Atom Iran mengumumkan pembangunan reaktor baru di pusat penelitian nuklir di Isfahan. Ini adalah rencana terbaru dari beberapa rencana serupa yang diumumkan Teheran dalam beberapa hari terakhir.

https://p.dw.com/p/4c56S
Pembangkit listrik di Bushehr, Iran
Pembangkit listrik di Bushehr adalah satu-satunya tempat produksi energi atom yang beroperasi di Iran hingga saat iniFoto: Iranian Presidency/ZUMA/picture alliance

Iran mengumumkan pada hari Senin (05/02) pembangunan reaktor penelitian nuklir keempat di pusat Kota Isfahan, beberapa hari setelah diumumkannya pembangunan kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir baru di bagian selatan negara itu.

"Hari ini, proses pengecoran beton untuk fondasi reaktor di Isfahan dimulai," kata Mohammad Eslami, Kepala Badan Energi Atom Iran, seperti dikutip oleh kantor berita pemerintah IRNA. 

IRNA menggambarkan reaktor baru berkekuatan 10 megawatt ini sebagai "reaktor penelitian" dan mengatakan bahwa reaktor ini akan memiliki berbagai aplikasi, termasuk uji bahan bakar dan bahan nuklir serta produksi industri radioisotop dan radiofarmasi. Pusat penelitian nuklir Isfahan sebelumnya telah memiliki tiga reaktor. 

Program nuklir Iran telah dikritik secara internasional, di mana para ahli di luar negeri banyak yang khawatir bahwa program ini pada akhirnya bertujuan untuk membangun senjata nuklir

Sementara Iran mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki niat seperti itu dan program nuklirnya murni hanya untuk kepentingan sipil. 

Iran telah menghadapi serangkaian sanksi dari Amerika Serikat (AS), berawal dari penarikan diri Donald Trump pada tahun 2018 dari kesepakatan internasional yang ditengahi pada tahun 2015 dengan tujuan untuk menghentikan ambisi nuklir Iran. 

Iran tambah kapasitas produksi untuk saingi para pemain tenaga nuklir utama

Pada bulan Januari, Direktur Jenderal Pengawas Nuklir Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB, Rafael Grossi, mengatakan bahwa Iran telah "membatasi" kerja sama dengan pihaknya dan menyebut situasi nuklir di Iran menimbulkan "frustrasi."

Mohammad Eslami mengatakan pada hari Kamis (01/02) pekan lalu bahwa kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir baru sedang dibangun di Sirik, di mana fasilitas itu akan memiliki kapasitas produksi listrik harian sebesar 5.000 megawatt.

"Kita harus mencapai kapasitas produksi 20.000 megawatt tenaga nuklir di negara ini pada tahun 2041," kata Eslami dalam sebuah kunjungan ke lokasi pembangunan bersama Presiden Iran Ebrahim Raisi.

AS, Prancis, Cina, Rusia, dan Korea Selatan adalah lima negara di dunia yang saat ini memiliki kapasitas nuklir lebih dari 20.000 megawatt.

Sementara Iran saat ini baru memiliki satu pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi di Bushehr dan menghasilkan sekitar 3.000 megawatt. Menurut IRNA, pembangkit listrik tenaga nuklir baru di Sirik itu akan dapat beroperasi pada tahun 2031.

kp/ha (AFP, dpa)