1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikTimur Tengah

Dengan Ratusan Drone dan Rudal, Iran Serang Israel

14 April 2024

Iran menghujani Israel dengan ratusan drone dan rudal. Pengamat mengatakan karena kecepatan drone sekitar 200 km/jam, maka sudah bisa terpantau Israel sejak awal. Bandara di Israel yang sempat ditutup, kembali dibuka.

https://p.dw.com/p/4ejlI
Sistem antirudal Israel beroperasi merespons serangan dari Iran
Sistem antirudal Israel beroperasi merespons serangan dari IranFoto: Amir Cohen/REUTERS

Sabtu (13/04) malam, Garda Revolusi Iran mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan "ratusan drone dan rudal” ke lokasi militer di wilayah Israel. Demikian dikutip dari kantor berita AFP. Namun beberapa waktu sebelumnya, militer Israel sendiri sudah mengumumkan bahwa Iran meluncurkan serangan drone menuju Israel. Drone itu perlu beberapa jam untuk mencapai wilayah Israel.

Setelah peluncuran rudal dan drone tersebut, Iran mengancam akan melakukan serangan yang lebih besar ke wilayah Israel, apabila Israel melakukan serangan balsan.

"Respons kami akan jauh lebih besar dibandingkan aksi militer malam ini jika Israel membalas Iran,” tandas Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mayor Jenderal Mohammad Bagheri. Demikian dikutip dari kantor berita Reuters.

Aksi serangan Iran berlangsung dua pekan setelah kompleks kedutaan Iran di Damaskus dihantam gempuran udara Israel yang menewaskan sejumlah perwira Garda Revolusi Iran, termasuk komandan Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi.

Bagheri juga memperingatkan, pangkalan militer Amerika Serikat (AS) juga bakal jadi sasaran, jika Washington mendukung langkah balasan Israel.

Sejauh ini, Presiden AS Joe Biden mengatakan ingin mengkoordinasikan "tanggapan diplomatik terpadu" terhadap serangan Iran dalam pertemuan kelompok negara-negara industri G7 yang diselenggarakan pada hari Minggu (14/04).

Sementara Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan, pemerintah Israel harus menahan diri. "Saya berharap pemerintah Israel mengambil tindakan yang hati-hati. Saya berharap tidak akan ada serangan balik," kata Tajani kepada stasiun radio RTL 102,5.

Pertahanan udara Israel baik, tapi 'setiap sistem bisa ditembus'

Marina Miron, peneliti di Departemen Studi Perang di King's College London, mengatakan kepada DW bahwa kemungkinan besar Iran menggunakan drone Mohajer 10 dalam serangannya.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Miron mengatakan ini adalah "satu-satunya drone yang dapat digunakan Iran. Setidaknya dari apa yang kita ketahui bahwa Iran memiliki persenjataan, memiliki peralatan yang diperlukan untuk menjangkau Israel.”

"Ini adalah drone jarak jauh yang dapat terbang hingga 24 jam,” kata Miron, namun tidak dengan kecepatan yang terlalu tinggi. Mohajer 10 hanya mampu melaju dengan kecepatan lebih dari 200 kilometer per jam.

"Tampaknya drone-drone ini telah terlihat sejak awal, mereka cukup lambat,” kata Miron. "Jadi Pasukan Pertahanan Israel IDF menyadari fakta bahwa drone dan misil-misil itu datang. …Ini bukan langkah yang tidak terduga.”

Miron mengatakan bahwa "sangat” mungkin bagi Israel untuk mencegat Mohajer 10, namun pertanyaan utamanya adalah berapa banyak yang ditembakkan Iran, dan apakah proksi Teheran akan mencoba untuk melakukan serangan juga untuk mengganggu sistem pertahanan udara Israel.

Serangan pertama Iran ke Israel dari wilayah sendiri

Israel memiliki sistem pencegat rudal yang dikembangkan dengan baik, yang sering disebut sebagai "Iron Dome”, namun Miron memperingatkan bahwa tidak ada sistem yang dapat menjamin keamanan total.

"Ini bisa ditembus dan kita telah melihatnya setelah serangan 7 Oktober,” katanya. "Setiap sistem pertahanan udara dapat ditembus sampai batas tertentu.”

Dari sudut pandang militer, kata Miron, "mengejutkan bahwa Iran, mengetahui konsekuensi yang mungkin terjadi, justru melancarkan serangan dari wilayahnya sendiri.”

Seandainya tujuannya adalah untuk memaksimalkan kerusakan di Israel – dan untuk melindungi diri dari potensi dampaknya, serangan menggunakan proksi mereka mungkin akan lebih masuk akal, kata Miron.

Bandara Israel telah dibuka kembali

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengemukakan, 99% drone dan rudal yang diluncurkan Iran telah ditembak jatuh.

Dalam siaran televisi, Hagari menambahkan bahwa pencegatan tersebut adalah "keberhasilan strategis yang sangat signifikan” dan bahwa "serangan Iran telah digagalkan.”

Sempat ditutup setelah gempuran drone dan misil, Israel membuka kembali wilayah udaranya pada hari Minggu (14/04) pada pukul 07:30 pagi waktu setempat. Demikian dikutip dari kantor berita Associated Press (AP).

"Mulai pukul 07.30 pagi, wilayah udara Israel dibuka kembali dan Bandara Ben Gurion kembali beroperasi,” demikian pernyataan otoritas bandara, seraya menambahkan bahwa bandara domestik akan dibuka kembali sepanjang hari.

Namun otoritas bandara mengatakan bahwa jadwal penerbangan dari Tel Aviv diperkirakan akan terpengaruh dan meminta para pelancong untuk memeriksa informasi terkini jadwal penerbangan.

Yordania juga membuka kembali wilayah udaranya setelah ditutup pada Sabtu malam karena serangan tersebut, kata TV pemerintah, dengan mengutip otoritas penerbangan Yordania.

DK PBB gelar pertemuan darurat

Ditutip dari AP, Dewan Keamanan PBB akan bertemu untuk sesi darurat pada hari Minggu (14/04) di New York, yang dijadwalkan pada pukul pukul 16.00 sore waktu setempat, untuk membahas serangan Iran.

Malta, pemegang jabatan presiden bergilir saat ini, mengumumkan pertemuan tersebut menyusul permohonan dari duta besar Israel untuk PBB.

"Hari ini, Iran telah melancarkan serangan langsung dari wilayahnya yang mencakup lebih dari 200 [drone], rudal jelajah, dan rudal balistik terhadap Israel,” tulis Duta Besar Israel Gilad Erdan. Dia menyebut serangan itu sebagai "pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Israel.”

ap/yp/hp (Reuters, AP; AFP)