1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Kanselir Jerman Serukan Pengurangan Pensiunan Dini

12 Desember 2022

Selain berjanji akan mendatangkan lebih banyak pekerja asing, Kanselir Jerman Olaf Scholz mendesak pekerja yang telah berusia di atas 60 tahun untuk menunda pensiun dini.

https://p.dw.com/p/4Ko4S
Kanselir Jerman Olaf Scholz
Foto: Michael Sohn/AP Photo/picture alliance

Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Minggu (11/12) mengatakan bahwa dia akan mencoba mengurangi jumlah orang yang pensiun dini guna mencegah potensi krisis dalam sistem uang pensiun di negara tersebut.

Para Ekonom sebelumnya telah memperingatkan bahwa ekonomi terbesar Eropa itu menghadapi kekurangan tenaga kerja, dengan tidak cukup pekerja untuk mengganti mereka yang telah pensiun.

Apa yang Scholz katakan?

"Jumlah orang yang benar-benar dapat bekerja hingga usia pensiun perlu dinaikkan," kata kanselir kepada surat kabar grup media Funke.

Jerman sejatinya telah berencana menaikkan usia pensiun dari 65 menjadi 67 tahun pada 2031, bahkan memperdebatkan kenaikan lebih lanjut. Namun, semakin banyak pekerja yang justru meninggalkan pasar tenaga kerja pada usia 63 atau 64 tahun.

Sejak 2014, pekerja Jerman telah diizinkan untuk menarik uang pensiun negara sejak usia 63 tahun tanpa potongan jika telah membayar iuran wajib selama 45 tahun.

Menurut pemerintah, sekitar 200.000 orang akan pensiun dini setiap tahun. Dan tahun lalu, hampir 270.000 orang memanfaatkan skema uang pensiun tersebut, demikian menurut dana asuransi pensiun negara.

Jumlah pensiunan dini dilaporkan menyumbang 26,3% dari semua uang pensiun negara baru yang diterima.

Pekerja Jerman juga dilaporkan siap menerima pemotongan uang pensiun jika mereka pensiun dini tanpa kontribusi tahunan yang cukup.

Kelompok ini, yang pensiun rata-rata 28 bulan sebelumnya, menyumbang sekitar seperempat dari semua yang menerima uang pensiun untuk pertama kali tahun lalu.

Butuh lebih banyak pekerja asing dan perempuan

Pemerintah juga ingin melihat peningkatan pangsa perempuan dalam angkatan kerja, kata Scholz kepada grup media Funke. "Agar ini berhasil, kita perlu memperluas layanan sepanjang hari di penitipan anak dan sekolah," tambahnya.

Pada Minggu (11/12) pagi, Scholz mengatakan dalam forum warga di Potsdam, dekat Berlin, bahwa pemerintah sudah berupaya untuk  mendorong lebih banyak tenaga kerja terampil asing untuk "menjaga pertunjukan tetap berjalan."

Bulan lalu, para menteri menyetujui rencana untuk mereformasi undang-undang imigrasi, karena Berlin berupaya membuka pasar kerja Jerman untuk pekerja yang sangat dibutuhkan dari luar Uni Eropa .

Pemerintah menginginkan para migran memiliki proses aplikasi visa yang lebih mudah. Mereka juga mengusulkan menawarkan kewarganegaraan setelah lima tahun, bukan delapan tahun, dan mengusulkan kewarganegaraan ganda.

"Untuk waktu yang lama, imigran ke Jerman diperlakukan seolah-olah mereka akan meninggalkan negara itu lagi nanti. Memperoleh kewarganegaraan bukanlah prioritas," kata Scholz. "Tapi kami sudah lama menjadi negara imigrasi dan sekarang kami ingin sejalan dengan standar internasional."

Jerman kekurangan tenaga terampil

Para ahli mengatakan Jerman membutuhkan sekitar 400.000 imigran terampil untuk datang setiap tahun karena tenaga kerja yang menua menyusut, terutama untuk mengisi lowongan di sektor kesehatan, IT, dan konstruksi.

Populasi Jerman akan meningkat 1,2 juta menjadi 84 juta tahun ini, sebagian besar karena banyaknya pengungsi dari Ukraina.

Kantor statistik pemerintah mengatakan populasi bisa mencapai 90 juta pada tahun 2070 jika tingkat imigrasi tetap tinggi.

bh/gtp (dpa, Reuters)