1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kebun Vertikal Solusi Atasi Polusi Urban

6 Februari 2018

Taman vertikal di kota besar yang minim lahan terbuka, kini dilirik jadi solusi atasi polusi udara. Penelitian buktikan, kehijauan di kota mampu filter partikel berbahaya, sekaligus menyuplai oksigen bagi warga urban.

https://p.dw.com/p/2sB1D
Hydrokultur Urban Gardening Hochbeet Dachgarten Garten in der Stadt China
taman vertikal urban atasi polusi kotaFoto: picture-alliance/dpa/ Photoshot

Kebun Vertikal Urban Solusi Atasi Polusi

Kehijauan mengganti warna kelabu gedung bertingkat. Ibarat hutan vertikal, yang tumbuh di fasad bangunan. Tumbuhan hijau di gedung bertingkat menjadikan kota besar lebih atraktif. Arsitek dan penata kota di seluruh dunia sudah lama menyadari efek ini.

Terutama di kota-kota besar, tanaman amat penting. Pasalnya di musim panas, suhu di kota lebih panas ketimbang desa. Tembok telanjang menyimpan panas. Sementara fasad hijau justru menyejukan. 

Tapi di Eropa, suhu tinggi di saat musim panas, sering berarti juga kekeringan. Menyiram fasad gedung tinggi bukan hal mudah. Taman vertikal perlu solusi berbeda. Tembok percobaan di kota Oberhausen bahan bangunannya merupakan bagian daris sistem irigasi.

Wolfgang Hante, pakar batako batu pasir kapur mengatakan: "Batako punya sifat positif. Cepat menyerap dan menguapkan lagi air. Kami manfaatkan prinsip ini dengan mengairi batako, yang meneruskan kelembaban pada tanah, hingga tanaman bisa diairi optimal." 

Baca juga:Restoran Kebun Vertikal di Berlin

Berkebun diantara Beton dan Puing

Tembok kembalikan alam ke kota

Justru tembok yang akan membantu, agar alam kembali ke kota. Taman-taman hijau di kota makin banyak dibangun. Nilai taman sebagai tempat bersantai...

...tak bisa digantikan kehijauan fasad bangunan. Walau begitu, taman vertikal membantu memperbaiki kualitas udara.

Pasalnya, lewat pori-pori di bagian bawah daun, tanaman menyerap nitrogen oksida dan karbon dioksida dari lingkungan dan memproduksi oksigen. Jadi fungsinya seperti filter sekaligus penyegar udara. Sebuah fungsi penting di kota besar, dimana udaranya tercemar gas beracun serta partikel mikro lainnya.

Bahkan kawasan industri, bisa dibuat lebih nyaman lewat tanaman hijau. Di pabrik inilah diproduksi komponen pengairan untuk tembok hijau. Tembok hijau ini mengembalikan sepetak alam dan sekaligus menangkap unsur berbahaya dari udara. 

 Dr. Holger Wack, pakar lingkungan Institut Fraunhofer UMSICHT menjelaskan: "Bisa jadi partikel halus melekat di permukaan ini. Misalnya permukaan daun ini menangkap partikel halus dari udara. Lahan hijau ini memungkinkan serangga, burung, laba-laba dan binatang kecil lainnya hidup. Dimana di kawasan urban atau industri tak ada lagi habitatnya. Hewan ini bisa menemukan habitatnya di sistem teknik yang kami buat."

Ujicoba tanaman di tembok

Sejak tiga tahun mitra proyek mengujicoba, tanaman mana yang mudah tumbuh di tembok. Hasilnya, di sisi yang terkena cahaya matahari, tumbuhan berkembang subur di kawasan industri, layaknya di kawasan laut tengah.

"Bagian ini menghadap ke selatan dan paling banyak terpapar matahari. Kami mencoba menanam beragam herbal. Ada kemangi, mint, tomat, bawang putih atau sawi putih. Pegawai kami sangat senang, karena di sini tiba-tiba ada yang bisa dipanen", ujar pakar batako ramah lingkungan  Wolfgang Hante.

Taman vertikal adalan sebuah konsep untuk mengembalikan alam ke kota-kota besar. Lahan horizontal juga sudah lama diincar oleh pakar penghijauan kota. Taman di atap bangunan memang hanya berpengaruh kecil pada iklim mikro, tapi taman semacam ini selain untuk bersantai, juga bisa menyuplai makanan.

Apakah taman vertikal atau kebun horizontal, tak jadi masalah. Pada intinya lahan hijau di perkotaan jauh lebih baik dan berguna dibanding rimba beton yang kelabu.

(DW Inovator)