1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Kecam Insiden Bom di Kabul, Biden: "Kami Akan Memburu Anda!"

27 Agustus 2021

Presisen AS Joe Biden menginstruksikan militer AS untuk mengembangkan rencana untuk memburu IS, yang diduga sebagai dalang serangan bom bunuh diri di Kabul.

https://p.dw.com/p/3zY0s
Presiden AS Joe Biden
Presiden AS Joe Biden menggelar konferensi pers di Gedung Putih dan mengancam akan ada aksi balasan atas serangan bom di Kabul, Kamis (26/08)Foto: Jonathan Ernst/REUTERS

Dua ledakan di luar bandara Kabul melukai dan menewaskan puluhan orang termasuk personel militer AS pada Kamis (26/08). Ledakan pertama terjadi di luar Gerbang Biara Bandara Internasional Hamid Karzai dan ledakan lainnya terjadi di luar Hotel Baron tak jauh dari bandara. Kedutaan AS mengeluarkan peringatan dan mengatakan ada juga laporan tentang penembakan warga.

Ledakan itu terjadi beberapa jam setelah pejabat Barat memperingatkan serangan besar dan mendesak orang-orang untuk segera meninggalkan bandara. Namun, saran itu tidak diindahkan oleh sebagian besar warga Afganistan yang putus asa untuk melarikan diri dari negara itu.

Peta Abbey Gate dan Baron Hotel
Sebuah serangan bom terjadi pada Kamis (26/08), menyebabkan 13 anggota militer AS tewas dan 15 lainnya luka-luka di Gerbang Abbey dan Hotel Baron yang lokasinya berdekatan di bandara Kabul

Melalui saluran berita Amaq, Kelompok Negara Islam Khorasan mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman tersebut. Kelompok Taliban diyakini tidak terlibat dalam kejadian itu.

Melalui Twitter, seorang juru bicara Taliban mengatakan kelompoknya mengutuk keras pemboman warga sipil di bandara Kabul. Sementara seorang pejabat Taliban kemudian mengatakan kepada TV HaberTurk Turki bahwa "kehadiran pasukan asing menyebabkan serangan semacam itu terjadi."

Tanggapan keras Presiden AS Joe Biden

Dalam pidato di Gedung Putih, Presiden Joe Biden mengatakan pertumpahan darah yang baru terjadi tidak akan membuat AS keluar dari Afganistan lebih awal dari yang dijadwalkan. Biden juga telah menginstruksikan militer AS untuk mengembangkan rencana untuk menyerang IS.

"Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan lupa. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar ini," kata Biden. "Kami akan merespons dengan kekuatan penuh di saat yang tepat, di tempat yang kami pilih."

Biden meminta warga di seantero negeri mengheningkan cipta sejenak untuk menghormati para korban dan memerintahkan pengibaran bendera AS setengah tiang.

"Teroris ISIS ini tidak akan menang. Kami akan menyelamatkan Amerika; kita akan mengeluarkan sekutu Afganistan dan misi kita akan berlanjut. Amerika tidak akan terintimidasi," tambahnya.

Korban serangan bom di Kabul
Korban serangan bom di luar bandara Kabul langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medisFoto: REUTERS

AS pastikan evakuasi berlanjut

Kepala Komando Pusat Amerika Serikat (AS) Jenderal Frank McKenzie mengatakan insiden bom bunuh diri di bandara Kabul tidak akan menghentikan pihaknya mengevakuasi warga Amerika dan lainnya.

McKenzie menyebut ada pasukan keamanan di bandara dan rute alternatif akan digunakan untuk membawa pengungsi keluar dari Afganistan. Sekitar 5.000 orang sedang menunggu untuk dievakuasi.

Juru bicara McKenzie, Kapten William Urban, melaporkan jumlah korban telah meningkat menjadi sedikitnya 13 anggota militer AS tewas dan 18 lainnya luka-luka. Urban mengatakan korban luka dievakuasi dari Afganistan dengan pesawat angkut Angkatan Udara C-17 yang dilengkapi dengan unit bedah.

Warga Afganistan di Kabul
Orang-orang berhamburan di luar rumah sakit setelah serangan bom di luar bandara Kabul terjadi pada Kamis (26/08)Foto: REUTERS

Emergency, sebuah badan amal Italia yang mengoperasikan rumah sakit di Afganistan, mengatakan telah menerima ratusan pasien yang terluka dalam serangan bandara Kabul.

"Ahli bedah akan bekerja sampai malam," kata Manajer Emergency, Marco Puntin.

Reaksi Jerman atas tragedi Kabul

Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut serangan itu "sangat hina" dan menyampaikan rasa dukanya kepada para korban dan orang yang mereka cintai. Selain itu, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan pihaknya belum memiliki informasi tentang warga Jerman yang menjadi korban.

Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan serangan itu menyoroti kelanjutan evakuasi. Dalam serangkaian cuitan di Twitter, dia menulis: "Serangan yang kami lihat telah memperjelas bahwa perpanjangan operasi evakuasi di Kabul tidak mungkin dilakukan. Situasi keamanan di lapangan dan keputusan Taliban untuk tidak mentolerir perpanjangan hingga 31 Agustus mendatang, membuat semuanya sulit."

Kramp-Karrenbauer mengatakan semua pasukan Jerman sekarang telah meninggalkan Afghanistan.

ha/rap (AP, dpa, Reuters)