1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korea Utara Enggan Tanggapi Tawaran Dialog AS

18 Maret 2021

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara menyampaikan AS perlu mengubah kebijakannya jika ingin berdialog dengan negara itu. Korut menyebut pemerintahan Joe Biden sebagai "rezim baru" yang memiliki "retorika tak berdasar."

https://p.dw.com/p/3qmsb
Kim Jong Un dan Joe Biden
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden AS Joe Biden (kanan)

Korea Utara pada hari Kamis (18/03) menyatakan, akan mengabaikan tawaran dari Amerika Serikat (AS) untuk berdialog, kecuali Washington membalikkan kebijakan permusuhannya.

Awal pekan ini, Gedung Putih menyatakan keinginan mengakhiri perselisihan kepada Pyongyang, dengan mengatakan pihaknya telah berupaya untuk berkomunikasi dengan pemerintah Korea Utara. Tetapi sejauh ini tawaran tersebut tidak ditanggapi.

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son Hui menyampaikan bahwa hal tersebut (komunikasi) tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

"Tidak ada kontak atau dialog antara Washington dan Pyongyang, kecuali AS menarik kembali kebijakan permusuhannya terhadap DPRK," kata Choe dalam sebuah pernyataan yang disiarkan Kamis (18/03) oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara.

Teori gila

"Apa yang telah didengar dari AS sejak kemunculan rezim baru hanyalah teori gila tentang ancaman dari Korea Utara dan retorika tak berdasar tentang denuklirisasi sepenuhnya," kata Choe, sekaligus menggambarkan tawaran untuk pembicaraan sebagai "trik mengulur waktu."

"Karena itu, kami akan mengabaikan upaya seperti itu dari AS di masa depan juga," tambahnya.

Komentar Choe datang menyusul kedatangan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bersama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ke Korea Selatan. Mereka berdua bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong dan Menteri Pertahanan Suh Wook di Seoul untuk membicarakan program nuklir Korea Utara.

Usai pertemuan, Blinken mengatakan AS akan menyelesaikan tinjauan kebijakan Korea Utara dalam beberapa minggu mendatang, dan bahwa tekanan dan opsi diplomatik sudah disiapkan.

Blinken juga mengatakan Cina memiliki peran kunci dalam setiap upaya "denuklirisasi" terkait Korea Utara.

Latihan gabungan AS-Korea Selatan dianggap sebagai ancaman

Awal pekan ini, Kim Yo Jong - adik perempuan dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un - mengkritik latihan militer AS-Korea Selatan baru-baru ini yang dianggap sebagai ancaman oleh Korut.

Choe pun juga mempermasalahkan latihan gabungan tersebut, dengan mengatakan bahwa AS "secara terbuka memulai latihan militer bersama yang memiliki potensi agresi yang menargetkan Korut."

rap/as (AP, AFP, Reuters)