1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikMyanmar

KTT ASEAN Resmi Dimulai Tanpa Perwakilan Myanmar

26 Oktober 2021

Krisis Myanmar menduduki puncak agenda pembicaraan KTT ASEAN yang digelar secara virtual, Selasa (26/10). Pemimpin junta militer Myanmar dikecualikan dalam pertemuan tersebut, tapi Biden dilaporkan akan hadir.

https://p.dw.com/p/42Asn
KTT ASEAN resmi digelar secara virtual pada Selasa (26/10)
KTT ASEAN resmi digelar secara virtual pada Selasa (26/10), dengan Brunei bertindak sebagai tuan rumahFoto: picture alliance/Zoonar

Para pemimpin ASEAN memulai KTT tahunan mereka pada Selasa (26/10) tanpa kehadiran pemimpin militer Myanmar Min Aung Hlaing. Ini adalah pengecualian yang jarang terjadi, mengingat ASEAN dikenal sebagai kelompok regional yang menganut prinsip tidak campur tangan.

Brunei Darussalam yang bertindak sebagai tuan rumah KTT sebelumnya telah mengatakan, ASEAN akan mengundang perwakilan non-politik dari Myanmar. Tapi Kementerian Luar Negeri Myanmar pada Senin malam menyatakan, pihaknya hanya akan menyetujui kepala negara atau perwakilan menteri untuk hadir di KTT tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa kursi perwakilan Myanmar akan kosong di dalam KTT.

Keputusan untuk mengecualikan Min Aung Hlaing diambil oleh para menteri luar negeri anggota ASEAN pada 15 Oktober lalu. Kepala junta militer Myanmar itu dianggap gagal menerapkan rencana perdamaian ASEAN untuk Myanmar, termasuk mengakhiri permusuhan, memulai dialog, mengizinkan bantuan kemanusiaan dan memberikan akses penuh bagi utusan khusus di negara itu.

Sejak menggulingkan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu, militer Myanmar telah membunuh lebih dari 1.000 orang dan menangkap ribuan lainnya, demikian menurut laporan kelompok Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Sanksi paling signifikan

Aaron Connelly, seorang pakar Asia Tenggara dari International Institute for Strategic Studies menyebut  keputusan ASEAN mengecualikan kepala junta militer dalam KTT "sangat signifikan.”

"Ini adalah sanksi paling signifikan yang pernah diberikan ASEAN kepada negara anggota, dan itu adalah respons langsung atas ketidakpatuhan yang telah kita lihat dari [junta],” katanya dalam sebuah diskusi panel pada Senin (25/10), seperti dilansir dari AFP.

Meski begitu, ASEAN dinilai tidak mungkin mengambil tindakan lebih jauh, seperti misalnya menangguhkan keanggotaan Myanmar. Pertemuan minggu ini pun dinilai hanya memiliki sedikit peluang dalam menghasilkan keputusan yang dapat mendorong perubahan terkait junta militer di Myanmar.

"ASEAN terpecah atas masalah Myanmar. Rasanya tidak mungkin ada progres nyata [dari pertemuan],” ujar seorang diplomat Asia Tenggara yang berbicara secara anonim kepada AFP.

Presiden AS Joe Biden ikut ambil bagian

Selain masalah Myanmar, isu-isu lain yang kemungkinan akan turut dibahas adalah sengketa Laut Cina Selatan dan pandemi COVID-19.

KTT tahun ini diselenggarakan secara online karena kesulitan perjalanan yang berhubungan dengan pembatasan pandemi.

Presiden AS Joe Biden dilaporkan akan mengambil bagian dalam KTT AS-ASEAN yang akan digelar di hari yang sama setelah para pemimpin ASEAN mengadakan pembicaraan.

Biden juga akan bergabung dalam pertemuan puncak pada Rabu (27/10) bersama dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang dan pemimpin dunia lainnya.

Ini adalah pertama kalinya dalam empat tahun seorang presiden AS ikut bergabung dalam KTT ASEAN. Biden dinilai tengah mengumpulkan dukungan di Kawasan untuk melawan ekspansi dan upaya hegemoni Cina.

gtp/as (Reuters/ AFP)