1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Menguatnya Antisemitisme Bayangi Peringatan Malam Pogrom

Christoph Starck
10 November 2023

Kebencian terhadap Yahudi yang kembali menguat seiring konflik di Timur Tengah membebani peringatan Malam Pogrom di Jerman. Kanselir Olaf Scholz peringatkan sanksi pencabutan izin tinggal bagi pengemban antisemitisme.

https://p.dw.com/p/4YeXr
Sinagoga Beth Zion
Peringatan Malam Pogrom di Sinagoga Beth Zion, Berlin, Kamis (9/11)Foto: John Macdougall via REUTERS

Doa perkabungan Yahudi El Male Rachanim, atau Tuhan Maha Pengasih, menutup pidato Rabi Zsolt Balla saat mengenang 85 tahun tragedi Malam Pogrom 1938 di Sinagoga Beth Zion, Berlin, Jerman, (Kamis (9/11). Nyanyiannya itu berkisah tentang "laki-laki dan perempuan, tua dan muda, yang mati, dibunuh, dibantai, dibakar, dicekik dan ditenggelamkan," oleh Nazi Jerman.

Suaranya bergetar ketika menyelipkan doa bagi korban Holocaust dan 1.400an warga Yahudi yang tewas dalam teror Hamas di Israel. Pembantaian pada tanggal 7 Oktober silam itu ikut menggelayut di tengah peringatan tentang malam ketika pemerintah Jerman mengeksekusi pemusnahan aset Yahudi, termasuk pembakaran terhadap 1.400 sinagoga dan rumah ibadah lain.

Germany commemorates destruction of synagogues 85 years ago

Sebabnya dalam catatan sejarah, Malam Pogrom dikenang sebagai "bencana sebelum bencana," sebagai mukadimah pemunahan kehidupan Yahudi di Jerman.

Sinagoga Beth Zion dipilih karena mewakili penggalaan tersebut. Ia dibangun pada 1910 dan dihancurkan oleh Nazi pada 1938. Hingga dua dekade silam, Beth Zion masih berwujud reruntuhan. Baru setelah mengalami renovasi panjang yang tuntas 15 tahun lalu, sinagoga ini kembali berfungsi sebagai rumah ibadah bagi warga Yahudi.

Ancaman bagi kehidupan baru Yahudi

Namun sejarah itu justru menjadikan Sinagoga Beth Zion sebagai sasaran tindak antisemitisme. Tiga pekan lalu, dua orang tak dikenal melemparkan bom molotov ke arah sinagoga. Meski tidak menimbulkan kerusakan, insiden itu kadung membuat takut warga sekitar dan umat Yahudi di Berlin.

"Ada yang sedang melenceng di negara ini," kata Presiden Dewan Sentral Yahudi di Jerman, Josef Schuster, di tengah peringatan di Beth Zion. Dia mengajak pemerintah dan masyarakat untuk "mengakui apa yang gagal selama tahun-tahun terakhir, sesuatu yang tidak ingin atau tidak mampu dilihat," terjadi di negeri Holocaust, yakni kebencian Yahudi yang tidak menurutnya tidak cuma di kalangan ekstremis kanan atau muslim radikal, tetapi juga masih mengakar "di tengah masyarakat," yakni di kampus-kampus, ruang budaya atau juga di "kalangan mapan kaum urban."

Antisemitisme: Mengapa Melekat Begitu Kuat?

Ucapannya turut disimak presiden Jerman, kanselir ketua parlemen dan Mahkamah Konstitusi yang hadir di acara siang itu. Kepada mereka, Schuster menegaskan betapa trauma sejarah, bahwa "kaum Yahudi juga dibantai di rumahnya sendiri," masih membekas kuat di ingatan kolektif.

Kanselir Olaf Scholz kembali memperingatkan ancaman pidana atau pencabutan izin tinggal bagi siapapun yang mengemban ideologi antisemitisme. Menurutnya, janji "tidak akan lagi," dalam menyikapi Holocaust dan antisemitisme di Jerman "masih harus dilunasi."

Dari semua yang tampil, cuma Schuster yang tidak melafalkan slogan "tidak akan lagi" dalam pidatonya. Hal itu sudah diulas semalam sebelumnya ketika dia berpidato di kota kelahirannya di Würzburg. Merujuk kepada insiden serangan dan intimidasi yang dialami oleh umat Yahudi di Jerman selama beberapa pekan terakhir, Schuster mewanti-wanti bahwa "janji untuk tidak akan lagi, bisa berubah menjadi lagi-lagi."

rzn/hp