1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Akankah Jerman Longgarkan Pembatasan bagi Penerima Vaksin?

18 Januari 2021

Saran Menlu Jerman Heiko Maas agar ada pelonggaran pembatasan terhadap warga yang sudah divaksin COVID-19 kontras dengan pemerintahan Kanselir Merkel. Saran tersebut dikhawatirkan menyebabkan kesenjangan di masyarakat.

https://p.dw.com/p/3o3Tv
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko MaasFoto: Hannibal Hanschke/dpa/Reuters Images Europe/Pool/picture alliance

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas memberikan saran bahwa aturan pembatasan COVID-19 harus dilonggarkan untuk warga negara yang telah disuntik vaksin COVID-19, demikian dilaporkan surat kabar Jerman Bild am Sonntag.

"Orang yang divaksinasi harus dapat menggunakan hak dasarnya lagi," kata Maas, seraya menambahkan bahwa mereka harus bisa kembali pergi ke restoran dan bioskop.

"Jika yang berada di restoran atau bioskop adalah orang yang sudah divaksinasi, mereka tidak dapat lagi membahayakan satu sama lain," ujarnya kepada surat kabar tersebut.

Namun, saran yang dilontarkan Maas kontras dengan langkah-langkah yang disetujui oleh kabinet dari partai Kanselir Jerman Angela Merkel, Uni Demokrat Kristen (CDU), dan mitra koalisi mereka, Partai Sosial Demokrat (SPD). Pemerintah federal Jerman menentang pelonggaran pembatasan bagi mereka yang telah menerima suntikan vaksin COVID-19 buatan farmasi Jerman-Amerika Serikat, BioNTech-Pfizer.

Kesenjangan sosial

Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer sebelumnya memperingatkan bahwa pelonggaran pembatasan bagi orang yang sudah disuntik vaksin dapat menyebabkan perpecahan dalam masyarakat.

Namun Maas, yang juga seorang politisi Partai SPD berargumen bahwa: "Ya, itu akan menimbulkan ketimpangan dalam masa transisi, tapi selama ada alasan yang objektif, itu bisa dibenarkan secara konstitusional."

Dia menambahkan, sarannya bukan soal keistimewaan. "Seseorang yang sudah disuntik vaksin tidak mengambil ventilator dari siapa pun. Ini berarti bahwa setidaknya salah satu alasan utama untuk membatasi hak-hak dasar tidak lagi berlaku."

Jerman telah memperpanjang langkah-langkah pengunciannya (lockdown) untuk mengekang penyebaran virus corona setidaknya hingga akhir Januari. Kanselir Merkel dan perdana menteri negara bagian akan membahas aturan pembatasan lebih lanjut pada hari Selasa (19/01), terkait jam malam dan kewajiban untuk bekerja dari rumah.

Jerman sejauh ini mencatat sedikitnya 2.019.636 kasus COVID-19 dan 45.974 kematian, menurut data dari pusat pengendalian penyakit nasional Jerman, Robert Koch Institute (RKI).

Meskipun ada tindakan lockdown yang ketat, jumlah kasus virus corona tetap tinggi di Jerman. Pihak berwenang telah memulai program vaksinasi awal bulan ini.

pkp / ​​ (Reuters, AFP, dpa)