1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Merkel: Afrika Patut Diperhitungkan

15 Juli 2011

Kanselir Jerman Angela Merkel menarik neraca positif dari lawatannya ke Afrika. Ia memberi isyarat positif bahwa Jerman tidak hanya menganggap Afrika sebagai benua yang senantiasa diguncang krisis.

https://p.dw.com/p/11vjA
Kanselir Jerman Angela Merkel (kanan) bersama Presiden Republik Angola, Jose Eduardo dos Santos, di Angola
Kanselir Jerman Angela Merkel (kanan) bersama Presiden Republik Angola, Jose Eduardo dos Santos, di AngolaFoto: dapd

Lapangan terbang ibukota Nigeria, Abuja, terletak 30 km dari pusat kota. Namun bulan demi bulan jarak itu semakin berkurang. Lahan antara bandara dan pusat kota sudah terjual semua. Abuja adalah kota dengan pertumbuhan paling pesat di Afrika.

Di ibukota Kenya dan Angola orang juga bisa melihat pertumbuhan ekonomi di setiap sudut. Dimana-mana ada pembangunan dan selain kekumuhan, yang masih ada, orang juga bisa melihat isyarat awal kemakmuran.

Memang tetap negara berkembang, kata Hermann Rodler, anggota dewan direksi perusahaan telekomunikasi Nokia/Siemens, akan tetapi: "Sekarang pasar akan dibagi-bagi. Barang siapa tidak ikut serta, kelak akan kesulitan menghadapi pemain pasar yang sudah mapan dan untuk mendapat bagian pasar yang memadai.“

Rodler termasuk dalam delegasi ekonomi yang dibawa Kanselir ke Afrika. Tujuan utama lawatan Merkel memang untuk membuka pintu ekonomi. Pesannya: "Perekonomian Jerman, bisa saya katakan pada Anda, memiliki kepentingan besar untuk kerjasama lebih erat."

Seberapa jauh tawaran itu dalam kasus individu, tampak jelas di Angola. Merkel berjanji Angola dapat membeli kapal patroli Jerman untuk menjaga kawasan pantainya. Adanya kritik terhadap bisnis senjata semacam ini tidak diakui Merkel. Angola membutuhkan stabilitas, kata Kanselir. Dan tujuannya adalah agar konflik regional juga dapat ditenangkan oleh pasukan regional. Tawaran Jerman, untuk hadir lebih kuat secara ekonomi di Afrika, disambut dengan ketertarikan besar di ketiga negara. Presiden Kenya Kibaki mengatakan, negaranya butuh investasi lebih besar dari Jerman.

Perhatian besar terhadap kunjungan Kanselir Jerman juga tampak dari pemberitaan di media. Konferensi pers kebanyakan disiarkan secara langsung, di radio dan televisi. Saat Merkel berpidato di Universitas Nairobi, aula penuh sampai ke tempat duduk terakhir. Para mahasiswa menyampaikan dengan jelas kepada Jerman apa yang mereka harapkan. Yaitu agar negara mereka dapat berdiri di atas kaki sendiri.

"Jerman mengimpor kopi kami. Dan itu kopi berkualitas baik. Tetapi kopi itu tidak diolah di sini melainkan di Jerman. Tidak ada nilai tambah di negara kami, nilai tambah itu di Jerman," kata seorang mahasiswa kepada Kanselir.

Masalahnya, dari sudut pangan banyak pengusaha Jerman, tidak ada penegakan hukum di negara-negara Afrika yang tengah booming ekonominya. Kanselir Merkel juga tidak membiarkan tema-tema kritis tidak tersentuh. Ia menuntut tindakan tegas terhadap korupsi. Ia menuntut transparansi dalam penawaran tender. Merkel juga menekankan betapa pentingnya menghormati HAM dan kebebasan berpendapat.

Michael Götschenberg/Renata Permadi
Editor: Carissa Paramita