1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Debat Pengiriman Senjata ke Irak

25 Agustus 2014

Secara tradisional, Jerman menolak ekspor senjata ke kawasan konflik. Tapi menghadapi aksi teror Islamic State (IS) di Irak, pemerintah Jerman setuju mengirim senjata untuk pejuang Kurdi.

https://p.dw.com/p/1D0B3
Foto: picture-alliance/dpa

Kanselir Jerman Angela Merkel membela keputusan kabinetnya untuk mengirim senjata kepada para pejuang Kurdi di Irak dalam perang menghadapi para teroris Islamic State (IS), yang sebelumnya dikenal sebagai kelompok ISIS.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi ARD, Merkel kembali menegaskan posisinya.

"Saya tidak mengatakan bahwa (pengiriman senjata) tidak ada resikonya", ujar Merkel ketika ditanya tentang kemungkinan senjata-senjata yang dikirim Jerman jatuh ke tangan para teroris.

Merkel selanjutnya mengatakan, ada dua kenmungkinan. Mengakhiri aksi brutal ISIS dan mencegah kemungkinan terjadinya genosida secara luas, atau mengatakan bahwa resikonya terlalu besar.

"Setelah melakukan pertimbangan yang matang, pemerintah Jerman memutuskan untuk bertindak", tandasnya. Tapi Jerman tidak akan mengirim pasukan ke Irak.

Kekecualian atau Perubahan Haluan?

Sekalipun mayoritas politisi di Jerman menyatakaan setuju dengan rencana pemerintah mengirim senjata ke Irak, tetap saja muncul debat tentang kebijakan politik itu, yang merupakan perubahan besar dalam haluan politik luar negeri.

Perdana Menteri negara bagian Baden Württemberg dari Partai Hijau, Winfried Kretschmann, menuntut agar keputusan pengiriman senjata ke Irak harus melalui persetujuan parlemen Jerman, Bundestag.

Pemerintah Jerman sampai saat ini berpendapat lain dan menganggap hal itu menjadi wewenang pemerintah, sama seperti kebijakan penjualan senjata.

Bundestag menjadwalkan debat parlemen tentang tema itu tanggal 1 September mendatang. Kanselir Merkel siap menjelaskan keputusannya dihadapan para anggota dewan.

Debat Pro-Kontra

Menteri Tenaga Kerja Andrea Nahles dari SPD mengakui bahwa keputusan pemerintah adalah "peruhbahan besar dalam tradisi Jerman" untuk tidak mengirim senjata ke kawasan konflik.

"Ini adalah situasi sangat khusus, dengan penderitaan manusia yang sangat besar di Irak Utara. Memandang situasi khusus ini, ada kesepakatan dalam partai kami, dan mitra-mitra kami di Eropa, untuk memberi dukungan terhadap perjuangan warga Kurdi menghadapi terror milisi IS", kata Nahles.

Satu-satunya politisi SPD yang lantang menyatakan penentangan terhadap keputusan pemerintah adalah politisi senior Ralf Stegner. Kepada harian Saarbrücker Zeitung ia mengatakan, ia bukan satu-satunya anggota partai yang tidak setuju.

"Menurut informasi yang saya miliki, banyak anggota SPD yang sebenarnya tidak setuju. Saya yakin ini bukan kelompok minoritas kecil", kata Stegner.

Jurubicara CDU untuk bidang pertahanan, Henning Otte, menerangkan kepada harian Die Welt, keputusan mengirim senjata ke Irak "adalah sebuah kekecualian". Jerman seterusnya tetap akan menerapkan kriteria ketat untuk ekspor senjata.

hp/ab (afp/dpa, rtr)