1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Militer Filipina Bebaskan Tiga WNI Sandera Abu Sayyaf

17 September 2018

Militer Filipina mengklaim berhasil memaksa kelompok terror Abu Sayyaf untuk membebaskan 3 nelayan Indonesia tanpa uang tebusan. Korban yang disekap sejak 2017 silam saat ini sudah diserahkan kepada perwakilan Indonesia

https://p.dw.com/p/34zk7
Kelompok Abu Sayyaf dengan dua sandera asal Jerman yang diculik saat berlayar di Laut Sulu, 2014 silam.
Kelompok Abu Sayyaf dengan dua sandera asal Jerman yang diculik saat berlayar di Laut Sulu, 2014 silam.Foto: picture-alliance/dpa

Tiga nelayan Indonesia yang disandera kelompok teroris di selatan Filipina behasil dibebaskan dalam sebuah operasi militer setelah disekap selama 18 bulan demi uang tebusan. Mereka sebelumnya ditangkap oleh kelompok Abu Sayyaf 2017 silam ketika menumpang sebuah kapal cepat di wilayah prairan di sekitar provinsi Tawi-Tawi, Filipina.

Kawasan di antara Laut Sulu dan Sulawesi itu sejak lama dikenal sebagai daerah operasi Abu Sayyaf.

Baca Juga:Indonesia Serukan Patroli Maritim Gabungan Setelah Penculikan oleh Abu Sayyaf 

Ketiga warga Indonesia dibebaskan di pulau Indanan di Sulu pada Sabtu (15/9) dan "diserahkan" kepada otoritas Filipina menyusul "operasi militer intensif" terhadap kelompok Abu Sayyaf, kata seorang jurubicara militer yang menolak disebutkan namanya.

Ketika ditanya Abu Sayyaf menerima uang tebusan untuk membebaskan para sandera, Letnan Kolonel Gerry Besana membantah kabar tersebut. "Tidak ada uang tebusan. Mereka hanya tersudutkan oleh operasi kami," tukasnya. Kelompok teror tersebut dikenal acap menyembelih kepala sandera ketika uang tebusan tidak dibayarkan.

Peta lokasi beroperasinya kelompok teror Abu Sayyaf
Peta lokasi beroperasinya kelompok teror Abu Sayyaf

Abu Sayyaf lahir pada dekade 1990an sebagai jejaring teror tanpa hirarki yang jelas. Mereka awalnya dibiayai oleh jejaring al-Qaida milk Osama bin Laden dan mendulang harta jutaan Dolar AS dengan menculik warga negara asing. Kelompok ini bermarkas di pulau-pulau di selatan Filipina dan mulai menyandera nelayan dari Indonesia, Malaysia dan Filipina pada 2016.

Maraknya penculikan di laut Sulu dan Sulawesi memicu kekhawatiran kawasan perairan di antara Indonesia dan Filipina ini bakal menjadi "Somalia kedua." Sebab itu ketiga negara aktif menggelar patroli kapal perang di wilayah tersebut.

Baca Juga:Hadapi Penculikan Abu Sayyaf, 3 Negara Luncurkan Patroli Bersama 

Militer Filipina menyebut ketiga warga Indonesia yang diculik bernama Hamdam Bin Salim, 34, Subande Satto, 27 dan Sudarlan Samansung, 41. Setelah dibebaskan, ketiganya dibawa ke rumah sakit militer dan diserahkan kepada Duta Besar Indonesia Sinyo Harry Sarundajang yang ikut mengantar korban dari selatan ke ibukota Manila.

Militer mengklaim, saat ini Abu Sayyaf dikabarkan masih menyandera 11 orang, termasuk seorang warga negara Belanda yang diculik pada 2012 silam dan seorang warga Vietnam.

rzn/ap (afp,rtr)