1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Militer Ukraina Lancarkan Blokade

7 Juli 2014

Hari Minggu (06/07), militer Ukraina merangsek ke kawasan industri, Donetsk, di mana separatis pro Rusia coba untuk kuasai, setelah kehilangan Sloviansk sehari sebelumnya.

https://p.dw.com/p/1CWom
Foto: Getty Images

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko menandaskan, perebutan kembali kota-kota dari tangan separatis merupakan "titik balik" setelah konflik berminggu-minggu. Ia juga memerintahkan serangan lanjutan terhadap kaum pemberontak.

Pengambilalihan Sloviansk terjadi pada saat Ukraina dan Rusia mencapai kesepakatan, bahwa akan ada batas waktu untuk memulai pembicaraan gencatan senjata jangka panjang. Tetapi pembicaraan tersebut gagal terwujud.

Dalam perbincangan lewat telefon, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada menteri luar negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, bahwa terdapat "kekhawatiran besar" bahwa pembicaraan antara pemerintah Ukraina dengan pemberontak tidak terjadi.

Memaksa separatis untuk menyerah

Militer Ukraina berupaya mengepung separatis yang menguasai kota Donetsk dan Luhansk dan memaksa mereka untuk menyerah.

Selain merebut kembali Sloviansk, pasukan pemerintah juga merebut kembali dua kota lain dari kekuasan kelompok separatis, Artemovsk dan Druzhkovka. Di kedua kota tersebut, bendera Ukraina kembali berkibar. Demikian dinyatakan Jenderal Valery Heletey, yang merupakan calon menteri pertahanan.

Walikota Luhansk Sergei Kravchenko melaporkan, di kotanya terjadi pertempuran sengit. Setidaknya satu orang tewas akibat terkena granat. Sementara itu pemimpin separatis Pavel Gubarov menyatakan bahwa kelompok militan akan membalas serangan pasukan pemerintah dengan memulai perang "partisan" di Donetsk.

Pelanggaran HAM kedua pihak

Organisasi pemantau hak asasi manusia, Human Rights Watch menuduh bahwa kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik sama-sama melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Kantor berita Rusia Ria Nowosti melaporkan bahwa pemerintah melakukan pemeriksaan identitas secara meluas di Sloviansk dan beberapa tersangka dibawa ke tahanan.

Para pemberontak tidak mau disebut mengalami kekalahan. Sebaliknya, pemimpin separatis Andrei Purgin mengatakan mereka telah mengubah posisi mereka untuk melindungi penduduk sipil. "Perlawanan kami tidak rusak," ujar Igor Girkin, menteri pertahanan separatis. Ia menegaskan, pasukannya akan berkumpul kembali ke Donetsk.

Kondisi warga

Anna Gribnikova memperhatikan pekerja bantuan yang membagikan roti kepada warga Slavyansk yang dikatakannya telah menjadi "sandera" kelompok separatis pro-Rusia selama tiga bulan. Pensiunan guru itu lega, melihat pemberontak melarikan diri dari kota industri kecil yang telah menjadi pusat pemberontak. "Mereka yang disebut pembela, adalah para teroris, mereka masih memimpikan Uni Soviet," keluh Gribnikova. "Mereka tampaknya tidak mengerti bahwa ini adalah abad ke-21."

Ratusan orang menunggu dengan sabar di bawah langit berwarna abu-abu untuk mendapatkan roti atau makanan pokok lain yang dibagi-bagikan di balai kota.

ap/ml (dpa, afp)