1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Sumpah Akan Kalahkan IS

7 Desember 2015

Presiden AS Barack Obama berikan pidato istimewa di Oval Office berkaitan dengan insiden penembakan di San Bernardino pekan lalu yang kini dinyatakan sebagai serangan teror. Ia nyatakan "Islamic State" akan dikalahkan.

https://p.dw.com/p/1HIW2
US-Präsident Barack Obama
Foto: picture-alliance/dpa

Menanggapi pertanyaan serta kritik terhadap kepemimpinan dan strateginya, Presiden Barack Obama berusaha menenangkan warga AS. Ia bersumpah Islamic State (IS) akan berhasil dikalahkan. Pidatonya tersebut disampaikan di ruang kerjanya, Oval Office. Ini menjadi lokasi yang digunakan presiden AS untuk menyampaikan pidato berkaitan dengan krisis nasional. Seorang pegawai administrasi senior mengatakan pidato dirancang untuk menyampaikan betapa seriusnya Obama menganggapi insiden penembakan di San Bernardino (02/12) yang sekarang diselidiki sebagai serangan teror.

"Ancaman terorisme adalah sesuatu yang nyata, tapi kita akan berhasil mengalahkannya. Kita akan menghancurkan ISIL (Islamic State - red) dan organisasi lain yang berusaha menghancurkan kita." Demikian Obama. Militer kita akan terus mengejar teroris di negara manapun. Obama juga mendesak Muslim di AS dan di manapun di dunia untuk "secara tegas menolak ideologi punuh kebencian yang dilancarkan IS serta Al Qaeda." Ia juga menjelaskan strategi menghadapi IS yang mengandalkan aksi semua pihak, teknologi tinggi dan melawan propaganda sebagai kekuatan militer.

Insiden penembakan diselidiki sebagai serangan teror

Rabu pekan lalu, suami istri Syed Farook dan Tashfeen Malik mengantar anak perempuan mereka yang berusia enam bulan ke neneknya, kemudian pergi menuju acara perayaan yang dipenuhi rekan kerja Syed Farook dan melepas tembakan yang menewaskan 14 orang. Mengingat pasangan itu punya simpanan senjata, insiden dipandang sebagai serangan terencana. "Mereka punya simpanan senjata berjumlah besar, amunisi dan bom. Jadi ini serangan teror," demikian Obama. Tetapi Obama menambahkan, tidak ada bukti jelas, bahwa pasangan itu diarahkan organisasi teror di luar AS atau mereka jadi bagian konspirasi lebih besar lagi di AS.

USA Kalifornien Schießerei in San Bernardino
Senjata yang dibawa pelaku penembakan San BernardinoFoto: picture-alliance/dpa/San Bernardino County Sheriff

Namun Islamic State memuji pelaku penembakan, Syed Farook dan Tashfeen Malik sebagai "tentara" kalifat mereka. Di samping itu ayah Farook, yang juga bernama Syed Farook mengatakan putranya "terfokus" pada Israel dan mendukung ideologi IS yang berniat mendirikan kekhalifatan Islam. Kedua pelaku penambakan tewas ketika dikejar polisi, dan meninggalkan sejumlah pertanyaan yang belum terjawab lewat penyelidikan. Sejumlah laporan yang mengutip pejabat yang tidak disebut namanya mengungkap, sedang diselidiki apakah Malik penyebab radikalisasi suaminya dan menjadi kekuatan utama di balik penembakan.

Berkaitan dengan teroris IS Obama menekankan, AS tidak boleh terpecah belah dan membiarkan perjuangan ini menjadi perang AS lawan Islam. Itu dikatakannya sebagai reaksi terhadap sejumlah kritikus yang menuntut pendaftaran semua warga AS beragama Islam. "ISIS tidak berbicara untuk Islam. Mereka adalah pembunuh dan penjahat." Demikian Obama.

Masalah pembatasan kepemilikan senjata

Peristiwa penembakan di San Bernardino juga mengungkit masalah yang sudah berkali-kali diperdebatkan di AS, yaitu pembatasan kepemilikan senjata. Obama kembali menekankan pentingnya pengetatan peraturan. Pernyataan Obama terutama diarahkan kepada Kongres, yang mayoritas anggotanya berasal dari Partai Republik dan jelas menentang upaya Obama untuk membatasi kepemilikan senjata.

Pidato Obama mendapat sokongan dan tatanganan dari warga AS, seperti yang juga tampak di media sosial. Seorang pengguna jejaring sosial Twitter mengimbau untuk tidak menghiraukan kaum konservatif yang menentang politik Obama.

Sementara seorang pengguna Twitter lainnya menyatakan dengan pedas penolakannya atas pembatasan kepemilikan senjata dan melontarkan penghinaan kepada Obama dalam sejumlah tweet lainnya.

Tantangan terhadap Obama juga tampak jelas dari Donald Trump yang jadi salah satu calon presiden dari Partai Republik. Menurutnya masalah terorisme akan tuntas, jika Obama hengkang dari kursinya sebagai Presiden AS.

ml/as (twitter, the New York Times, afp, ap, rtr)