1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pasukan Elit KSK Kembali Disorot Soal "Senjata Menghilang"

Nina Werkshäuser | Anne Höhn
3 Maret 2021

Ternyata banyak senjata menghilang dari gudang senjata pasukan Elit Jerman, KSK karena dibawa anggotanya pulang. Komando militer minta pasukan kembalikan senjata, dengan menawarkan amnesti dan anonimitas.

https://p.dw.com/p/3q8On
Pasukan elit militer Jerman Komando Spezialkräete (KSK)
Pasukan elit militer Jerman Komando Spezialkräete (KSK)Foto: Bundeswehr/Johannes Heyn

Brigadir Jenderal Markus Kreitmayr, komandan KSK, tahun lalu meminta anggota pasukannya mengembalikan senjata dan amunisi yang mereka bawa pulang, dengan opsi pengembalian secara anonim dan tanpa konsekuensi.

Sejak lama diketahui bahwa sejumlah besar senjata menghilang dari gudang senjata. Militer Jerman Bundeswehr awalnya mengatakan, kehilangan itu hanyalah "kesalahan registrasi dan inventarisasi". Namun belakangan terungkap, anggota KSK membawa pulang sejumlah senjata dan amunisi, yang tergolong sebagai tindak pidana.

Tawaran Komandan pasukan elit itu ternyata disambut baik. Setidaknya 25.000 butir amunisi dikembalikan secara anonim antara Maret sampai Mei 2020, kata Komisi Pertahanan di parlemen Jerman Bundestag, yang melakukan penyelidikan  kasus itu. Di antara barang-barang yang dikembalikan, termasuk amunisi berat dan granat tangan.

Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer
Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-KarrenbauerFoto: Michael Kappeler/dpa/picture alliance

Senjata menghilang sejak lama

Kasus menghilangnya senjata dari gudang senjata KSK sebelumnya tidak disebutkan dalam laporan awal yang disampaikan milter oleh Komandan Bundeswehr Jenderal Erberhard Zorn, kepada komisi parlemen dalam rangka reformasi KSK akhir Oktober lalu. Perwira tertinggi militer Jerman itu hanya mengatakan, kasus-kasus itu tersebut hanyalan "kesalahan administrasi" dan "pembukuan yang tidak tepat".

Padahal, Jenderal Eberhard Zorn adalah pemimpin kelompok kerja reformasi KSK, yang dibentuk setelah pasukan elit Jerman itu dilanda skandal kontroversial soal berkembangnya paham ekstrem kanan di antara anggotanya.

Kurangnya transparansi dan "opsi amnesti" dalam kasus hilangnya senjata, sekarang menambah deretan skandal KSK dan menimbulkan keraguan, apakah Eberhard Zorn orang yang tepat untuk meluncurkan reformasi militer, jika ia ternyata justru mencoba melindungi anggota pasukan dari konsekuensi hukum karena kegiatan ilegal yang melanggar hukum.

Senjata militer di tangan ekstremis kanan?

Prajurit Bundeswehr hanya dapat menggunakan senjata resmi selama dinas. Mereka tidak diizinkan membawa senjata ketika tidak bertugas, apalagi membawa pulang senjata dan amunisi. Kepemilikan semua jenis senjata militer, termasuk granat tangan, adalah ilegal menurut hukum Jerman.

Belakangan makin marak tuduhan menyebarnya paham ekstrem kanan di kalangan anggota pasukan khusus KSK. Unit Intelijen Militer MAD telah mencatat sekitar 500 kasus di KSK yang terkait ekstrem kanan. Minggu lalu, seorang tentara ditangkap di negara bagian Hessen karena memiliki senjata ilegal dan membuat pernyataan ekstremis di media sosial.

Pasukan elit KSK adalah satuan reaksi cepat militer yang biasanya bertugas menyelamatkan sandera maupun memberantas terorisme di dalam dan luar negeri. Namun sejak beberapa insiden ekstremisme kanan terungkap, KSK berada di bawah pengawasan ketat. Menteri Pertahananan Annegret Kramp-Karrenbauer sudah membubarkan satu unit KSK, yang terlibat kasus itu, yang antara lain memberi hormat gaya NAZI dan menyimpan bahan-bahan pemujaan Hitler.

(hp/as)