1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemimpin Oposisi Belarus Temui Kanselir Angela Merkel

7 Oktober 2020

Kanselir Angela Merkel bertemu dengan pemimpin oposisi Belarus Sviatlana Tsikhanouskaya membahas penderitaan rakyat Belarus dengan masih berkuasanya Alexander Lukashenko di tengah gelombang protes.

https://p.dw.com/p/3jXOO
Pertemuan Kanselir Angela Merkel dengan Sviatlana Tsikhanouskaya
Kanselir Jerman Angela Merkel bertemu dengan pemimpin oposisi Belarus Sviatlana TsikhanouskayaFoto: Jesco Denzel/Bundespresseamt/dpa/picture alliance

Pemimpin oposisi Belarusia yang diasingkan, Sviatlana Tsikhanouskaya, bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Selasa (06/10), untuk meminta bantuan terhadap masalah yang tengah dihadapi negaranya. Warga Belarus tengah melakukan protes selama berminggu-minggu untuk menuntut Presiden Alexander Lukashenko mengundurkan diri, setelah pemilihan presiden 9 Agustus yang disengketakan.

"Saya sangat berterima kasih kepada Jerman dan semua partai Jerman yang sangat mendukung rakyat Belarus dalam perjuangan mereka untuk kebebasan, dalam perjuangan mereka untuk pemilu baru yang jujur dan transparan," kata Tsikhanouskaya usai melangsungkan pertemuan selama 45 menit itu.

Lewat akun Instagramnya, Tsikhanouskaya mengatakan dia berharap Jerman akan menawarkan dukungan dan investasi untuk mendukung media independen dan masyarakat sipil.

Sejak pilpres Agustus lalu, ratusan ribu warga di seluruh penjuru Belarus melakukan protes menuntut agar Presiden Alexander Lukashenko membuka jalan bagi pemungutan suara baru. Demonstrasi selama berminggu-minggu itu diwarnai oleh tindakan brutal polisi terhadap demonstran.

Saat menjalani pertemuan, Tsikhanouskaya memberi Merkel payung berwarna putih dan merah - warna yang digunakan selama protes menuntut pengunduran diri Lukashenko.

Runtuhnya Tembok Berlin menjadi inspirasi

Sebelum menjalani pertemuan dengan Merkel, Tsikhanouskaya sempat mengunjungi lokasi runtuhnya Tembok Berlin. Tsikhanouskaya mengatakan dia mendapat inspirasi dari simbol tersebut dan berharap dapat memicu perubahan serupa di tanah airnya.

Tsikhanouskaya, yang mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden Belarus dua bulan lalu, menuduh Presiden Lukashenko mempertahankan kekuasaan lewat kecurangan besar-besaran. Dia kini berada di Berlin untuk mencari dukungan internasional.

"Hal pertama yang saya lakukan di Berlin adalah melihat Tembok Berlin," katanya, mengacu pada tembok yang didirikan oleh rezim Komunis Jerman Timur pada tahun 1961 untuk menghentikan orang-orang di timur melarikan diri dari pemerintah yang didukung Soviet. 

Tsikhanouskaya di Berlin
Tsikhanouskaya mengunjungi lokasi runtuhnya Tembok Berlin dan mengharapkan simbol itu dapat memicu perubahan serupa di BelarusFoto: Kay Nietfeld/dpa/picture-alliance

Solidaritas untuk pemimpin oposisi yang diasingkan

Tsikhanouskaya juga melihat bagian tembok Berlin di Potsdamer Platz, yang dilukis oleh para aktivis dengan warna nasional Belarus - merah dan putih - untuk mendukung gerakan anti-pemerintah.

"Saya diperlihatkan gambar orang-orang dari sisi timur berdiri di atas tembok," katanya, mengacu pada pemandangan setelah runtuhnya rezim Jerman Timur pada tahun 1989.

"Hal yang sama terjadi di Belarusia: kami berdiri di tembok ini dan kami akan meruntuhkannya,” tambahnya.

Pada Selasa (06/10) malam usai pertemuan, perwakilan dari blok konservatif Merkel memberikan Tsikhanouskaya  potongan asli dari Tembok Berlin, yang digambarkan sebagai "simbol kebebasan." Selama di Jerman, Tsikhanouskaya juga akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada hari ini Rabu (07/10).

(pkp/gtp)