1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Covid-19: Penerbangan di Eropa Menyusut Sampai 65 Persen

26 Maret 2020

Lalu lintas penerbangan Eropa turun sampai 65 persen terdampak krisis virus corona. Pandemi Covid-19 membuat bandara utama seperti London, Paris dan Frankfurt terlihat sepi.

https://p.dw.com/p/3a3cA
Pesawat Amerika Serikat parkir di bandara Moses Lake
Pesawat di AS tidak beroperasiFoto: Reuters/L. Wasson

Dua bandara utama Eropa, Paris Orly dan London City, hari Rabu (25/3) mencatat pembatalan penerbangansampai dua pertiga dari biasanya. Pengawas penerbangan Eropa Eurocontrol melaporkan, lalu lintas udara di 41 negara mencatat penurunan drastis. 

Pengelola bandara Paris menyebutkan, penurunan jumlah penerbangan terjadi secara "besar-besaran dan brutal" karena pandemi Covid-19. Bandara Paris dijadwalkan akan ditutup mulai 31 Maret. Sementara pengelola bandar udara London City menegaskan akan melakukan "segala hal yang bertanggung jawab" untuk melindungi staf dan penumpangnya dari penularan virus corona. 

Eurocontrol merilis data-data yang menunjukkan penurunan 65% dalam lalu lintas mingguan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dalam perbandingan harian, situasinya bahkan lebih parah. Dibandingkan dengan 25 Maret tahun lalu, lalu lintas penerbangan turun 77%. 

Tren terburuk di dunia penerbangan 

Eurocontrol rata-rata mengawasi 25.000 penerbangan per hari sebelum pandemi corona mencengkeram Eropa. Hari Rabu, divisi Aviation Intelligence Unit Eurocontrol mencatat hanya ada 8.619 "penerbangan yang dijadwalkan." 

Tren hari Rabu (25/3/20) jauh lebih buruk dibanding saat penutupan sebagian ruang udara Eropa pada 2010 karena letusan gunung berapi di Islandia. Ketika itu, selama delapan hari ada 48% penerbangan yang dibatalkan. 

Asosiasi Transportasi Udara Internasional, IATA yang berbasis di Montreal, Kanada memohon kepada pemerintahan untuk memberikan dana talangan kepada maskapai penerbangan. IATA memproyeksikan pendapatan yang hilang bisa mencapai 252 miliar dollar AS. IATA menyatakan, penyebaran virus corona dan berbagai kebijakan lockdown membuat maskapai penerbangan “sangat membutuhkan uang tunai”. 

Jutaan pekerjaan terancam 

"Kami membutuhkan paket penyelamatan besar-besaran sekarang," kata direktur jenderal IATA Alexandre de Juniac, merujuk pada 2,7 juta pekerjaan di sektor penerbangan yang sekarang terancam. 

Direktur ekonomi IATA, Brian Pierce menambahkan, yang paling berisiko adalah maskapai-maskapai penerbangan Eropa. 

Proyeksi statistik IATA hari Rabu memperlihatkan penurunan 40% untuk pemesanan bulan April, yang berarti 44% penurunan pendapatan. Sampai akhir Juni diperkirakan ada 1,1 juta pembatalan penerbangan. 

Organisasi Transport & Environment (T&E), sebuah lembaga pendukung penyelamatan iklim dan transportasi bersih, memperingatkan bahwa upaya-upaya untuk memangkas gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil, bisa kehilangan momentum. 

Pekan lalu, T&E mendesak pemerintah untuk "mengharuskan maskapai penerbangan mulai menggunakan bahan bakar rendah karbon". 

hp/as  (rtr, dpa, afp)