1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Hukum dan Pengadilan

Veby Menuntut Dilakukannya Investigasi Insiden Penembakan

Rizki Akbar Putra
2 Oktober 2019

Simak wawancara eksklusif DW Indonesia dengan Michael Vidler, pengacara Veby Mega Indah, jurnalis yang tertembak saat sedang bertugas meliput aksi demontrasi di Hong Kong.

https://p.dw.com/p/3QdRj
Hongkong 70 Jahre Volksrepublik China - Proteste
Foto: Reuters/T. Siu

Pada 29 September lalu jurnalis asal Indonesia, Veby Mega Indah yang sedang bertugas meliput jalannya aksi demontrasi di Hong Kong tertembak di bagian mata oleh pihak kepolisian setempat. Saat ini Veby tengah dirawat di Rumah Sakit Pamela Youde Nethersole Eastern, Wan Chai. Bagaimana kronologi kejadian yang menimpa Veby? Bagaimana juga kondisi terkini Veby tiga hari pasca insiden tersebut? Simak wawancara DW Indonesia dengan kuasa hukum Veby Mega Indah, Michael Vidler.

Deutsche Welle: Bisa Anda jelaskan kronologi kejadian yang menimpa Veby?

Michael Vidler: Insiden tersebut terjadi pada tanggal 29 September, Veby sedang bertugas meliput di area Wan Chai, Hong Kong, aksi demo akan berlangsung di tempat berbeda, tapi ia berada di area Wan Chai. Lebih lanjut ia berada bersama-sama dengan jurnalis lainnya di atas jembatan yang menghubungkan kantor departemen imigrasi Hong Kong dengan pintu keluar stasiun MTR Wan Chai. Dia berada di persimpangan dimana massa muncul dari jalanan menuju jembatan tersebut, sekali lagi ia bersama dengan jurnalis lainnya. Dia mengenakan jaket yang mudah dikenali dengan tulisan PRESS. Ia juga menggunakan helm dengan tulisan PRESS di depannya. Dia juga memakai ID jurnalis yang dikalungkan di lehernya, yang sangat mudah dikenali. Secara kolektiv, seluruh jurnalis memakai pakaian serupa, menggunakan rompi yang dengan sangat mudah membedakan mereka dengan para pendemo. Veby juga mengunakan kacamata pelindung. Kami percaya itu demi keamanan penglihatannya, walaupun pada akhirnya hanya bisa menjaga satu matanya. Saat itu ia hendak membuat laporan. Sekelompok anggota polisi yang tidak menggunakan ID ada di atas persimpangan di bagian atas tangga jembatan tersebut. Sementara pendemo ada di bawah. Jembatan tersebut hanya memiliki lebar 20 kaki, namun ketika massa datang ke jembatan tersebut, berjarak cukup dengan persimpangan dan tangga bagian atas jembatan tersebut, jadi petugas polisi di sana hanya sendirian. Orang-orang paling dekat sepenglihatan mereka antara petugas dengan pendemo tidak ada, sementara pendemo jauh berada di bawah jurnalis. Lalu beberapa petugas mendekat dan bertemu dengan jurnalis yang ada, ikut melihat ke bawah ke arah pendemo. Kemudian mereka pergi ke arah pendemo tersebut, ketika salah satu di antara mereka mengeluarkan tembakan dari arah tangga ke kumpulan jurnalis, padahal mereka bisa membedakan antara jurnalis dengan pendemo berdasarkan penglihatan. Di situ hanya ada jurnalis yang memakai rompi dan helm bertuliskan PRESS. Sebuah tembakan, secara langsung mengenai Veby di wajah dimana menyebabkan kacamata pelindungnya menekan mata kanannya.

Michael Vidler Anwalt
Kuasa hukum Veby Mega Indah, Michael Vidler.Foto: private

Bagaimana kondisi kesehatan Veby terkini?

Kekuatan tembakan dari proyektil menekan pinggiran kacamata pelindung di wajah Veby, menyebabkan luka di area matanya. Sangat keras, menyebabkan luka menembus pinggiran kacamatanya, hingga melukai bola mata Veby. Ini menyebabkan cedera. Hal ini juga menyebabkan penurunan kemampuan penglihatan mata kirinya. Sementara ini cedera tersebut membuat dokter tidak bisa mengukur kerusakan yang ada karena darah di bola matanya harus dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian menunggu bengkak di matanya mengecil barulah mereka bisa mengukur kerusakan terhadap kemampuan penglihatan Veby. Itu membutuhkan waktu 7 hari sebelum mereka melakukan tindakan lanjutan.

Apa tuntutan Veby saat ini? Adakah kemungkinan Veby akan menggugat kepolisian?

Ya, kami diinstruksikan untuk itu. Banyak keluhan dan ironisnya keluhan mengenai polisi yang harus kita serahkan kepada polisi. Secara formal kita telah melayangkan satu gugatan terkait Veby walaupun ia tidak bisa memberikan pernyataan kepada polisi terkait kondisinya saat ini yang tidak memungkinkan untuk memberikan pernyataan. Tapi kami telah menyerahkan kepada polisi dua buah bukti video yang menunjukkan insiden tersebut. Satu dari rekaman Veby sendiri, karena saat itu ia sedang melakukan live streaming saat kejadian berlangsung. Satu lagi berasal dari reporter lain. Kami menuntut dilakukannya investigasi. Kami juga akan melayangkan gugatan ke kepala polisi atas kegagalannya mengontrol aksi anak buahnya. Kami juga menuntut dilakukannya proses terhadap pelaku penembakan.

Baca juga: KJRI: Hong Kong Harus Selidiki Kasus Tertembaknya Jurnalis Indonesia

Apakah pihak kepolisan sudah memberikan klarifikasi atau permintaan maaf kepada Veby?

Tidak ada. Petugas kepolisian dari divisi humas sempat datang ke rumah sakit namun itu hanya sekedar menjalankan tugas humas. Mereka memintai kami keterangan detail tentang insiden yang terjadi dan polisi hingga saat ini belum membalas tuntutan kami mengenai langkah cepat apa yang akan mereka ambil untuk melakukan investigasi insiden ini.

Bagaimana situasi terkini di Hong Kong?

Anda mungkin tahu kemarin adalah hari kemerdekaan dan ada aksi demonstrasi besar-besaran di Hong Kong.  Terlihat adanya peningkatan kekuatan yang digunakan pihak kepolisian seperti menggunakan sejumlah amunisi yang menyebabkan satu pendemo tertembak dalam jarak sangat dekat di bagian dadanya. Kondisinya saat ini sangat kritis. (rzn/vlz)

Wawancara untuk DW Indonesia dilakukan oleh Rizki Akbar Putra, dan telah diedit sesuai konteks.