1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKorea Utara

Putri Kim Jong Un Sedang Disiapkan Menjadi Penerus Dinasti?

3 Januari 2024

Para pengamat sebelumnya mengganggap mustahil bagi seorang perempuan memimpin Korea Utara. Namun, semakin banyak petunjuk bahwa Kim Jong Un sedang menyiapkan putrinya menjadi pewaris dinasti.

https://p.dw.com/p/4ansF
Pemimpin Korut Kim Jong Un dan putrinya Kim Ju Ae
Pemimpin Korut Kim Jong Un dan putrinya Kim Ju AeFoto: KCNA/REUTERS

Kim Ju Ae pertama kali muncul di depan umum bersama ayahnya, Kim Jong Un, pada peluncuran rudal November 2022. Saat itu dia diyakini berusia sekitar 9 tahun. Pemunculannya secara publik langsung menarik perhatian para analis dan media. Pada Februari 2023, Kim Ju Ae menemani ayahnya menghadiri lima acara lain.

Sistem nilai Konfusianisme di Korea Utara melarang perempuan untuk berkuasa. Selain itu, militer kelihatannya tidak terbiasa menerima perintah dari seorang perempuan. Namun, dalam beberapa bulan terakhir putri Kim Jong Un makin sering muncul ke publik.

Awal Desember lalu, Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yung-ho pada sebuah acara media menjelaskan, Kim Jong Un tampaknya "sedang buru-buru" menyiapkan peralihan kekuasaan ke tangan putrinya. Durektur Badan Intelijen Korea Selatan Cho Tae-yong mengatakan kepada stasiun televisi KBS, dia yakin Kim Ju Ae memang sedang dipersiapkan untuk suatu hari mengambil alih kekuasaan dari ayahnya.

Kim Jong Un joined by daughter at massive military parade

Mesin propaganda Korut berfungsi baik

Cho Tae-yong mengatakan, mesin propaganda Korea Utara telah berkembang pesat dan sibuk membangun kultus di sekitar gadis tersebut, dengan media domestik sekarang menyebutnya sebagai "Bintang Kejora Korea", sebuah gelar yang sebelumnya hanya diberikan kepada kakek buyurnya Kim Il Sung, tokoh pendiri Korea Utara.

Bahkan mereka yang sempat ragu setahun lalu kini berpendapat, Kim Jong Un sedang meletakkan dasar untuk akhirnya menyerahkan tongkat estafet kepada putrinya.

"Sebelumnya, saya skeptis bahwa Korea Utara akan memiliki pemimpin perempuan, tetapi lambat laun hal itu berubah karena Kim Ju Ae semakin sering muncul di acara militer – dan hal ini sangat berarti,” kata Kim Sung Kyung, pakar masyarakat dan budaya Korea Utara di Universitas Studi Korea Utara di Seoul.

"Ke mana pun Kim Jong Un pergi dan apa pun yang dia katakan, diperhitungkan dengan sangat hati-hati, baik untuk masyarakat dunia maupun domestik,” katanya kepada DW. "Awalnya, para analis berasumsi ada maksud politik di balik penampilan putri Kim bersamanya, tetapi hanya sedikit yang mempertimbangkan kemungkinan bahwa masyarakat sosialis patriarki ini akan memiliki pemimpin perempuan.”

Pandangan yang berkembang sekarang adalah bahwa Kim sedang meletakkan dasar bagi transisi kekuasaan. "Tindakan ini mirip dengan preseden bersejarah dalam keluarga Kim, tambah Kim Sung Kyung. Kim Il Sung menyerahkan kekuasaan militer kepada putranya, Kim Jong Il. Penguasa turun-temurun kedua Korea Utara ini kemudian berkomitmen pada negaranya untuk mengembangkan senjata nuklir, yang diwarisi Kim Jong Un, ketika ayahnya meninggal pada Desember 2011.

Menyiapkan generasi ke-4 dinasti Kim

Kim Jong Un telah berinvestasi besar-besaran dalam mengembangkan persenjataan nuklir dan serangkaian rudal balistik, yang diyakini mmiliki kemampuan untuk menyerang daratan AS. Dan inilah kekuatan militer yang secara nyata bakal ia serahkan kepada putrinya.

"Banyak analis yang menyebut gender Kim Ju Ae sebagai faktor yang menghalanginya memimpin Korea Utara, tapi saya tidak percaya itu adalah isu yang penting,” kata Kim Sung Kyung. Media pemerintah punya waktu menciptakan citra Kim Ju Ae sebagai pemimpin yang kuat, dekat dengan laki-laki, dan juga sosok ibu yang peduli terhadap bangsa, jelasnya. "Saya sekarang percaya bahwa pemimpin Korea Utara berikutnya mungkin adalah perempuan, tetapi usia Kim Ju Ae yang masih terlalu muda, jadi masih terlalu dini untuk mengatakannya secara pasti,” kata pakar Korea itu.

Lim Eul-chul, profesor ekonomi dan politik di Institute of Far Eastern Studies di Universitas Kyungnam di Seoul, juga menyuarakan pandangan serupa. "Jika menyangkut peran masa depannya, kita harus memandang semua kemungkinan,” katanya. "Kim Ju Ae baru berusia 10 tahun. Meskipun dia sering terlihat bersama ayahnya di acara-acara yang berhubungan dengan militer, masih ada sedikit bukti untuk menentukan peran spesifik apa yang akan dia dia pegang atau mainkan di masa depan."

Lim mengatakan, kemungkinan besar Kim Jong Un setidaknya menggunakan putrinya "untuk menunjukkan citra pemimpin yang bertanggung jawab" dan memperkuat kendalinya atas negara. "Ada juga aspek memamerkan generasi keempat” penerus dinasti Kim untuk menggarisbawahi kekuatan dan legitimasi garis keturunan tersebut, tambahnya.

Namun, para analis juga menekankan bahwa ada banyak skenario lain yang sama masuk akalnya.

(hp/as)

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!