1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Resistensi Obat AIDS di Afrika Meningkat

27 Juli 2012

Penelitian kemanjuran obat-obatan AIDS di Afrika menemukan bahwa resistensi virusnya terus meningkat. Para peneliti berharap resistensinya diintegrasikan dalam pengobatan.

https://p.dw.com/p/15fi4
Foto: picture-alliance/dpa

Resistensi virus HIV/AIDS terhadap obat-obatan di kalangan warga Afrika Timur yang tidak mendapat pengobatan, meningkat lebih 7 persen dalam dekade terakhir ini. Di kawasan Afrika Barat dan Afrika Tengah resistensi virus HIV terhadap obat-obatan naik antara 3,5 hingga 7.6 persen pada periode yang sama.

Demikian temuan dalam studi terbaru yang dilakukan Bill & Melinda Gates Foundation serta Uni Europa. Hasil penelitian itu dikompilasi oleh Silvia Bertagnolio dari WHO dan Ravindra Gupta, peneliti dari University College London. Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal kedokteran The Lancet, berkaitan dengan konferensi internasional AIDS di Washington.

Para peneliti menyebutkan, naiknya tingkat resistensi virus HIV terhadap obat-obatan, dapat menihilkan tren beberapa dekade terakhir yang menunjukkan turunnya penyakit yang berkorelasi dengan AIDS serta tingkat kematian di negara miskin dan menengah.

Penulis laporan, Gupta mengatakan kepada DW, program pengobatan AIDS di negara-negara miskin, harus juga difokuskan pada pengawasan tingkat resistensi penyakitnya pada obat-obatan yang ada. Sekaligus juga menjamin ketersediaan obat-obatannya.

"Di negara maju seperti Inggris, juga terlihat indikasi naiknya resistensi virus terhadap obat-obatan HIV/AIDS. Tapi di negara maju terdapat cukup banyak pilihan obat-obatan, dan dapat dilakukan test untuk mengukur tingkat resistensinya. Sehingga terapi para pasien HIV/AIDS juga dapat disesuaikan kebutuhan pribadi pasien", kata Gupta.

Di negara miskin situasinya amat berbeda. Juga obat-obatan yang tersedia jauh lebih terbatas jenisnya. Artinya semua pasien HIV/AIDS mendapat kombinasi obat-obatan yang sama, itupun jika obat-obatannya tersedia. Ravindra Gupta menegaskan, kini yang penting adalah melakukan test resistensi obat-obatan di kalangan pasien di negara miskin. Hasilnya kemdian diintegrasikan dalam program pengobatan AIDS secara keseluruhan. 

Zulfikar Abbany/Agus Setiawan

Editor : Vidi Legowo-Zipperer