1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Tolak Pengawas Perdamaian PBB

19 Februari 2015

Rusia tuduh Ukraina rusak kesepakatan gencatan senjata dengan meminta pengawas PBB masuk ke kawasan konflik. Ironisnya separatis pro-Rusia yang melancarkan kekerasan militer kini menguasai kota Debaltseve .

https://p.dw.com/p/1EeVF
Artillerie Ukraine verlassene Stellungen Abzug Symbolbild
Foto: picture-alliance/dpa/Dan Levy

Presiden Ukraina Petro Poroshenko meminta pengiriman pasukan pengawas perdamaian dengan mandat PBB Rabu (18/2) malam, setelah separatis pro-Rusia secara demonstratif melanggar kesepakatan gencatan senjata Minsk dan menggempur kota Debaltseve dengan artileri berat. Dilaporkan kota strategis penting di timur Ukraina itu nyaris sepenuhnya jatuh ke tangan pemberontak.

Duta besar Rusia di PBB Vitaly Churkin menuding presiden Poroshenko yang meminta pengawas perdamaian PBB berniat menghancurkan kesepakatan Minsk. "Jika seseorang bukannya melakukan apa yang ia tandatangani dalam kesepakatan Minsk, melainkan mengajukan skema baru, ini memicu kecurigaan bahwa yang bersangkutan hendak merusak kesepakatan itu", ujar Churkin kepada kantor berita Rusia RIA Novosti.

Sesuai kesepakatan Minsk, pasukan Ukraina dan milisi separatis pro-Rusia harus melakukan gencatan senjata dan mulai Selasa (17/2) menarik semua artileri berat dari kawasan konflik. Tapi sebaliknya dari poin kesepakatan itu, separatis pro-Rusia melancarkan gempuran artileri berat secara masif, dan mendesak pasukan Ukraina hengkang dari kota Debaltseve. Lebih ironis lagi, kaum separatis pro-Rusia menuding pasukan Ukraina yang melanggar kesepakatan Minsk karena minta bantuan PBB.

Putin tuntut pasukan Kiev takluk

Presiden Rusia Vladimir Putin sementara itu menuntut pasukan Ukraina yang masih bertahan di Debaltseve untuk takluk agar jiwanya selamat. Putin juga tidak melontarkan kritik atas gerakan militer separatis di kota strategis penting di timur Ukraina itu. Sebaliknya dari menyusun rancangan resolusi PBB untuk ditaatinya kesepakatan gencatan senjata, pimpinan di Kremlin justru ibarat menambah minyak pada api.

Negara-negara barat juga melontarkan kritik terhadap Rusia yang dituding terus memicu perang dan mengirimkan ratusan serdadu regulernya untuk bertempur di kawasan konflik di Timur Ukraina. Pejabat tinggi urusan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini mengatakan di Brussel, aksi kaum separatis itu jelas-jelas pelanggaran kesepakatan gencatan senjata Minsk.

NATO juga menegaskan bahwa ratusan tentara Rusia bersenjata modern terlibat perang di kawasan konflik. Seperti biasa, Moskow langsung menolak tegas laporan tersebut.

Sementara itu dilaporkan hampir 90 persen pasukan Ukraina yang ditempatkan di kota Debaltseve telah ditarik mundur. "Sisanya juga sudah diperintahkan untuk secepatnya henfkang dari kawasan pertempuran", ujar presiden Ukraina. Puluhan serdadu Ukraina tewas dan hampir 200 cedera dalam baku tembak memperebutkan kota Debaltseve.

as/vlz (rtr,afp,ap,dpa)