1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Siapa Bersalah Dalam Kasus Angeline?

11 Juni 2015

Pembunuhan biadab terhadap Angeline dianggap sebagai tamparan terhadap Indonesia. Siapa yang bersalah dan kenapa lingkungan membiarkan penderitaan gadis kecil itu berlanjut hingga maut menjemputnya?

https://p.dw.com/p/1Ffbi
Foto simbolFoto: Fotolia/Kitty

Ada saatnya ketika nasib seseorang menohok rasa kemanusiaan. Kisah Angeline adalah salah satunya.

Hidup jarang tersenyum buat bocah perempuan itu. Diadopsi sesaat setelah dilahirkan, Angeline ditemukan tewas tak bernyawa di usia ke delapan. Jenazahnya membusuk di kediaman orang tua angkatnya. Di dekat kandang ayam yang bau. Terbujur kaku sembari memeluk sebuah boneka.

Kata polisi Angeline diperkosa. Tubuhnya penuh luka dan sundutan rokok. "Di bagian leher kita menemukan luka lilitan tali plastik, tapi tidak bersifat fatal," kata Dr. Ida Bagus Putu Alit dari bagian Forensik di RS Sanglah kepada Kompas.

Dari tujuh orang, termasuk ibu dan kakak angkat Angeline, polisi menetapkan bekas pembantu rumah tangga merangkap satpam keluarga Angeline sebagai tersangka.

Terlepas dari prilaku biadab sang pembunuh, kisah pilu Angeline menelanjangi kegagalan pemerintah dalam mengawasi praktik adopsi anak. Ibu kandung Angeline, Hamidah, mengaku memberikan putrinya kepada Margareta Megawe di rumah sakit karena tidak punya duit buat membayar biaya persalinan.

Saat itu Hamidah tidak tahu, bahwa sang ibu angkat akan membiarkan putrinya kelaparan, sering bersikap kasar, memaksanya mengurus ayam peliharaan dan membiarkan Angeline pergi sekolah dengan badan yang kotor dan tak terurus.

Seakan kematian hanya satu-satunya jalan keluar untuk penderitaan panjang gadis kecil itu.

Nasib Angeline menyisakan banyak pertanyaan yang tak terjawab. Kenapa Margareta bisa dengan mudah mengadopsi cuma mengandalkan notaris? Kenapa Komnas Perlindungan Anak dan pemerintah kota baru terlibat ketika segalanya sudah terlambat? Dan kenapa tetangga serta guru sekolah yang mengetahui kondisi Angeline tidak membuat pengaduan?

"Negeri ini benar-benar sudah darurat perlindungan anak," kata Anggota Komisi 8 DPR, Maman Imanulhaq seperti dikutip harian Tribun. Menurutnya kematian Angeline adalah "tragedi nasional" dan "pukulan telak" buat Indonesia.

Pada akhirnya Angeline mati sendiri, jauh dari orang-orang yang menyayanginya, jauh dari kita semua. Dan yang tersisa cuma duka. Duka untuk satu bangsa.

rzn/vlz (ap,rtr,cnn,kompas,antara,tribun,dll)