1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Tantangan 33 Tahun Reunifikasi Jerman

Ferenc Gaal
3 Oktober 2023

Komisaris Federal untuk Negara Bagian Timur Jerman, Carsten Schneider, memuji kemajuan ekonomi di wilayah bekas Jerman Timur. Namun laporan terbaru reunifikasi juga menyoroti masih adanya perpecahan.

https://p.dw.com/p/4X4Uh
Ilustrasi reunifikasi Jerman
Ilustrasi reunifikasi JermanFoto: Gregor Fischer/AP/picture alliance

Lebih dari tiga dekade setelah runtuhnya Tembok Berlin, Jerman memang telah bersatu secara politik. "Namun garis pemisah masih ada", ujar Komisaris Federal untuk Negara Bagian Timur Jerman, Carsten Schneider, kepada DW.

"Reunifikasi telah selesai, meski belum sempurna," kata Carsten Schneider, seraya menambahkan bahwa reunifikasi perlu diwujudkan sepenuhnya di dalam pikiran masyarakat.

Carsten Schneider berbicara kepada DW pada hari peluncuran laporan tahunan mengenai keadaan Jerman setelah reunifikasi, tepat sebelum Jerman merayakan Hari Reunifikasi ke-33 pada 3 Oktober.

Kesenjangan ekonomi Jerman bagian barat dan timur?

Schneider menyoroti tingkat pensiun yang disesuaikan agar setara di seluruh Jerman pada tahun 2023, adalah salah satu keberhasilan utama yang dicapai pada tahun lalu.

Ketimpangan jumlah uang pensiun telah lama menjadi keluhan banyak orang di bekas Republik Demokratik Jerman yang dulu berideologi komunis.

Peningkatan upah minimum federal memang menguntungkan pekerja di negara-negara bagian yang dulunya wilayah Jerman Timur. "Namun masih ada perbedaan dalam upah dan kekayaan," Schneider mengakui.

Pada tahun 2022, gaji tahunan rata-rata di Jerman bagian barat lebih tinggi €12.000 atau sekitar Rp196 juta dibandingkan di Jerman bagian timur. Angka tabungan bersih menunjukkan kesenjangan yang lebih lebar.

Tahun 2021, rata-rata tabungan di negara bagian barat hampir tiga kali lebih tinggi, atau sejumlah €127,900 (sekitar 2 miliar rupiah) dibandingkan di negara bagian timur, menurut Bank Federal Jerman.  

Transisi ekonomi di wilayah timur

Schneider memprediksi adanya pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Jerman bagian timur, yang ia lihat sebagai pusat investasi di industri semikonduktor.

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Intel, merencanakan pembangunan pabrik chip senilai €30 miliar di Magdeburg, Ibu Kota Sachsen-Anhalt. Ini adalah salah satu investasi asing langsung terbesar dalam sejarah Jerman.

"Jerman Timur adalah kawasan yang tengah mengejar ketertinggalan, dalam hal industri, dan lapangan kerja selama beberapa dekade mendatang," kata Schneider. "Transisi energi hanya dapat berhasil dengan (pertisipasi) Jerman bagian timur karena kami adalah lokasi produksi utama produksi energi terbarukan. energi."

Namun, jumlah penduduk usia kerja di Jerman Timur diperkirakan akan menurun secara signifikan dalam beberapa dekade mendatang, menurut angka yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Federal, Destatis.

Pada akhir tahun 2022, badan tersebut mengatakan ada sekitar 51,4 juta orang berusia antara 18 dan 64 tahun di seluruh Jerman, 7,2 juta di antaranya tinggal di negara bagian Jerman timur, tidak termasuk Berlin. 

Dalam dua dekade berikutnya, jumlah kelompok usia tersebut di Jerman bagian timur akan turun antara 560.000 hingga 1,2 juta jiwa. Lalu pada 2070, jumlah tersebut akan turun sebanyak 2,1 juta jiwa.

Jumlah penduduk usia kerja juga diperkirakan akan menurun di wilayah barat. Namun penurunan tersebut diperhitungkan tidak terlalu signifikan karena tingginya angka imigrasi di sana.

Tantangan populisme ultrakanan di timur

Ketika DW bertanya tentang meningkatnya dukungan terhadap kelompok ultrakanan Alternatif untuk Jerman (AfD) di kalangan masyarakat di Jerman timur, Schneider dengan cepat menekankan: "Di wilayah timur Jerman, di semua pemilu selalu ada mayoritas partai demokratis."

Meski mengakui masalah ini, ia mengatakan penting untuk tidak hanya melihat masyarakat Jerman wilayah timur dari mereka yang mendukung AfD.

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Universitas Leipzig menunjukkan, sekitar sepertiga masyarakat di Jerman bagian timur berpendapat bahwa diperlukan "pemimpin yang kuat" untuk memerintah negara mereka, dan sekitar 60% berpendapat bahwa jumlah orang asing di sana terlalu tinggi.

Schneider sangat menekankan bahwa inklusi dan keberagaman di Jerman bagian timur telah meningkat. Ia menunjukkan fakta bahwa proporsi warga negara asing yang tinggal di kota kelahirannya, Erfurt, telah meningkat dari 2% populasi pada 10 tahun lalu menjadi 18% saat ini.

"Jika Anda mengenal seseorang dari budaya berbeda… dan meningkatkan kesadaran budaya Anda, maka prasangka akan hilang dengan sangat cepat," ujarnya.

Seberapa bersatukah timur dan barat?

Di negara bagian yang terdiri dari bekas negara bagian di Jerman Timur, AfD sangat kuat di daerah pedesaan, yang sering mengalami kesulitan dengan menyusutnya populasi dan rendahnya tingkat pelayanan publik, menurut laporan tersebut.

Schneider mengatakan perbedaan antara wilayah perkotaan dan pedesaan di seluruh Jerman sering kali lebih mencolok dibandingkan perbedaan antara wilayah timur dan barat.

Meskipun demikian, ia mengakui orang-orang di wilayah geografis yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda mengenai situasi di negaranya. Sebuah survei baru-baru ini menunjukkan 57% orang Jerman berpendapat bahwa Timur dan Barat tidak "tumbuh bersama."

Namun Schneider mengatakan kepada DW, tindakan politis tidak dapat menyelesaikan semua kesenjangan.

"Semua itu harus muncul dari masyarakat itu sendiri, kepentingan di dalamnya dan juga hubungan satu sama lain, dan saya pikir banyak warga Jerman bagian timur sering merasa sedikit diperdaya dan diperlakukan dengan sikap merendahkan, dan tidak ada alasan untuk itu," kata Schneider. "Saya ingin melihat adanya lebih banyak pertukaran, lebih banyak lagi ketertarikan satu sama lain."

(ae/as)