1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kriminalitas

Statistik Kejahatan Saat Krisis Corona di Jerman

Marco Müller
14 April 2020

Bagaimana pengaruh wabah corona terhadap angka kejahatan di Jerman? Apakah angka kejahatan turun? Atau justru meningkat?

https://p.dw.com/p/3aqtx
Imbauan untuk tinggal di rumah di Jerman
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe

Statistik resmi mengenai bagaimana krisis corona memengaruhi angka kejahatan di Jerman belum dirilis. Demikian keterangan jawatan kriminal Jerman kepada DW. Tapi statistik dari sejumlah negara bagian menunjukkan tren menarik.

Banyak orang berpendapat, di saat krisis wabah Covid-19, ketika orang-orang lebih banyak bekerja dari rumah atau home office, angka kejahatan pasti turun. Paling tidak terkait kejahatan dengan kekerasan, perampokan atau pencurian.

Data sementara dari negara bagian Nordrhein-Westfalen yang berpenduduk paling banyak di Jerman mengonfirmasi perkiraan tersebut. Data statistik dalam lima pekan terakhir hingga 5 April menunjukkan adanya penurunan sekitar 33 persen dalam kasus perampokan dibanding periode yang sama tahun 2019. Kasus pencopetan juga turun lebih dari 50 persen.

Sementara data dari negara bagian Niedersachsen dari periode setelah pembatasan pergerakan warga antara 30 Maret hingga 5 April menunjukkan angka lebih dramatis. Kasus pencopetan dilaporkan anjlok hingga 90 persen, kasus pencurian dengan pemberatan turun 50 persen dan pencurian dengan kekerasan turun 45 persen. 

Kejahatan penipuan naik tajam 

Ironisnya, kejahatan penipuan baik secara digital maupun secara langsung justru naik tajam. Penjahat juga makin lihai mencium peluang di saat pandemi virus corona melanda. Penipuannya beragam meliputi penjualan online hingga trik menipu manula.

Di Jerman kini marak penipuan dengan memanfaatkan kepanikan warga terkait wabah Covid-19. Jawatan kriminal negara bagian Nordrhein-Westfalen melaporkan, kasus yang paling sering adalah penipuan lewat telepon kepada para manula dengan menyebutkan cucu mereka terinfeksi corona. Cucunya disebutkan perlu uang untuk membeli obat. Kaum lansia yang panik, sering kali tidak lagi berpikir panjang, memberikan atau mentransfer uang kepada orang yang tidak dikenal.

Modus penipuan lainnya adalah dengan mengaku sebagai petugas dinas kesehatan yang melakukan tes virus corona dari rumah ke rumah. Jika diizinkan masuk rumah, penjahat yang biasanya terdiri dari beberapa orang akan beraksi mengalihkan perhatian dan mencuri barang berharga atau uang tunai. 

Gambar ilustrasi pendobrakan jendela rumah
Kejahatan seperti perampokan dilaporkan menurun di Jerman selama masa pandemi corona.Foto: picture-alliance/dpa/C. Rehder

Penipuan penjualan barang dan obat lewat internet 

Penipuan lewat toko online memanfaatkan krisis corona, disebutkan meraup uang dalam jumlah besar. Sebastian Fiedler, ketua perhimpunan petugas kriminal federal Jerman, melaporkan maraknya toko online palsu atau produk palsu yang terkait wabah corona.

“Penipu yang seolah-olah toko internet profesional menawarkan obat-obatan anticorona, disinfektan dan masker pelindung,” kata Fiedler. Mereka biasanya meminta pembayaran di muka, tapi barangnya tidak pernah dikirimkan karena memang tidak ada. 

Atau para penipu yang menawarkan produk palsu dengan harga tinggi. Produk yang dikirim kepada pelanggan, seringkali tidak memenuhi standar, tidak ampuh melindungi dari infeksi, bahkan sebagain lagi produk berbahaya. “Para penjahat meraup uang dalam jumlah besar, dengan produk plagiat atau palsu, dengan taruhan kesehatan orang lain,” ujar Sebastian Fiedler memperingatkan saat diwawancarai DW . 

Pencucian Uang dan Kejahatan Terorganisasi

Yang juga meraup keuntungan besar dari pandemi Covid-19 adalah para pelaku pencucian uang dan kejahatan terorganisasi. “Di saat pub dan rumah makan terancam bangkrut, mereka menawarkan pinjaman dengan bunga tinggi,” ujar Fiedler. Atau membeli dengan harga murah, dan di masa depan bisa dimanfaatkan sebagai sarana mencuci uang.

Juga banyak perusahaan menengah yang kelabakan kekurangan uang, yang jadi incaran pelaku kejahatan terorganisasi. Mereka membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan. “Kami melihat secara keseluruhan, adanya pergeseran dari kejahatan terang-terangan ke kejahatan gelap (terselubung),” ujar pakar kriminal Jerman itu.

Tren yang muncul adalah, di saat krisis corona, polisi tahu persis berapa angka kejahatan dengan pemberatan atau kejahatan dengan kekerasan Namun jumlah kejahatan terselubung seperti pencucian uang yang makin meningkat menjadi sulit dilacak.

Efek finalnya adalah, statistik resmi polisi tentang kejahatan di Jerman tahun 2020 akan menunjukkan menurunnya angka kejahatan yang dilakukan secara langsung. Namun statistik ini tidak akan menunjukkan kejahatan terselubung yang angkanya tidak terlacak seperti kasus pencucian uang. 

(as/ae)