1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanJerman

Tunggu Persetujuan EMA, Jerman Siap Beli Vaksin Rusia

9 April 2021

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengungkapkan rencana pembicaraan dengan Moskow terkait pembelian vaksin Sputnik V. Namun, di sisi lain Uni Eropa menyebut dosis tambahan tidak diperlukan untuk saat ini.

https://p.dw.com/p/3rkgP
Vaksin Sputnik V Rusia
Regulator Uni Eropa belum secara resmi menyetujui pembelian dan penggunaan vaksin Sputnik VFoto: Artur Widak/NurPhoto/picture alliance

Pemerintah Jerman membuat rencana untuk secara bilateral membeli vaksin COVID-19 milik Rusia, Sputnik V, jika memenuhi persetujuan regulator Uni Eropa, dalam hal ini Badan Pengawas Obat Eropa (EMA).

"Komisi Eropa mengatakan bahwa mereka tidak akan menandatangani kontrak [untuk Sputnik], berbeda dengan produsen lain, seperti BioNTech misalnya," kata Menteri Kesehatan Jens Spahn mengatakan pada hari Kamis (08/04) kepada penyiar publik Jerman WDR.

"Jadi saya mewakili Jerman saat pertemuan para menteri kesehatan Uni Eropa mengatakan bahwa kita [Jerman] akan mengadakan pembicaraan bilateral dengan Rusia," tambah Spahn.

Spahn tidak mengatakan kapan pembicaraan dengan Rusia itu akan dilakukan, tetapi menekankan bahwa pengiriman vaksin harus tiba dalam dua hingga lima bulan ke depan.

Sejauh ini, sekitar 13% populasi di Jerman telah divaksinasi.

Mengapa Jerman menginginkan vaksin Rusia?

Dengan masuknya dosis vaksin Sputnik V Rusia diyakini akan membantu program vaksinasi Jerman yang lamban karena terkendala masalah pasokan. Jerman selama ini mengandalkan UE untuk mengkoordinasikan pembelian dan distribusi vaksin COVID-19.

Komisi Eropa menghadapi kritik atas masalah distribusi vaksin, tetapi UE juga enggan membeli lebih banyak vaksin dari luar blok. Mereka memprediksi akan ada cukup pasokan yang datang dari produsen vaksin yang sudah disetujui sebelumnya.

Di sisi lain, Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) secara bertahap telah memulai peninjauan atas vaksin Sputnik V sejak Maret lalu. Pada hari Rabu (07/04), negara bagian Bavaria di Jerman selatan bahkan mengatakan telah menandatangani letter of intent untuk membeli 2,5 juta dosis vaksin Sputnik V jika memenuhi persetujuan EMA.

Kapasitas produksi vaksin juga telah disiapkan di perusahaan farmasi R-Pharm di kota Illertissen, Bavaria.

Jutta Paulus, seorang apoteker dan anggota Parlemen Eropa Jerman, mengatakan kepada DW bahwa menunggu persetujuan EMA adalah cara yang tepat. "EMA melakukan pemeriksaan yang sangat menyeluruh terhadap semua data," katanya.

"Saya tidak dapat memahami pendekatan negara anggota UE lainnya yang mengatakan, 'Yah, tidak masalah tentang EMA; kami hanya percaya bahwa itu harus aman karena sudah ada orang yang divaksinasi dan kami belum pernah mendengar ada orang yang meninggal,'" tambahnya.

Apa yang dikatakan Uni Eropa?

Kepala Vaksin UE, Komisaris Pasar Internal Thierry Breton, mengatakan dalam sebuah postingan blog pada hari Kamis (08/04) bahwa dia tidak percaya dosis vaksin Rusia akan tiba tepat waktu.

Meski Breton mengatakan tidak memiliki alasan untuk meragukan keefektifan vaksin yang disetujui di luar UE, persetujuan EMA biasanya memakan waktu beberapa bulan dan oleh karena itu, negara harus berkonsentrasi pada vaksin yang sudah disetujui.

Breton mengaku optimis bahwa UE akan memiliki cukup dosis vaksin pada akhir Juni mendatang, untuk memvaksinasi 70% dari total jumlah orang dewasa. Sekitar 108 juta dosis diberikan pada kuartal pertama 2021, Breton memperkirakan 360 juta selanjutnya akan segera dikirimkan untuk kuartal kedua.

ha/gtp (AFP, dpa, Reuters)