1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sanksi Baru UE Terhadap Rusia

8 September 2014

Uni Eropa memperluas sanksi terhadap Rusia sehubungan dengan krisis di Ukraina. Sanksi terbaru diterapkan juga terhadap raksasa minyak dan gas Rusia, Gazprom, Rosneft dan Transneft.

https://p.dw.com/p/1D8m2
Foto: Reuters/M.Shemetov

Ancaman sanksi terbaru Uni Eropa terhadap Rusia tidak bisa dianggap enteng. Perusahaan minyak dan gas terbesar, Gazprom, masuk dalam daftar perusahaan yang terkena sanksi, selain Rosneft dan Transneft.

Menurut sumber di kalangan diplomat Eropa, sanksi ekonomi kali ini akan menjadi pukulan besar bagi perekonomian Rusia, karena saham ketiga perusahaan yang disebut itu lebih 50 persennya dimiliki oleh negara.

28 negara anggota Uni Eropa hari Jumat lalu (05/09) menyepakati paket sanksi baru terhadap Rusia yang dianggap terus melakukan ancaman dan pelanggaran terhadap wilayah teritorial Ukraina.

Sanksi terbaru Uni Eropa akan meliputi tokoh-tokoh politik penting di Rusia, para pemimpin separatis di Ukraina timur dan para oligarki yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, demikian keterangan Uni Eropa.

Pertempuran di Mariupol

Tembak-menembak antara pasukan pemerintah Ukraina dan milisi separatis pro Rusia masih terus terjadi di kota pelabuhan Mariupol.

"Masih ada tembakan roket pada malam hari", kata seorang komandan Ukraina di Mariupol, yang tidak mau disebut namanya.

"Terjadi pertempuran sekitar dua kilometer dari sini", katanya kepada kantor berita AFP.

Militer Ukraina menerangkan, kelompok separatis beberapa kali melanggar gencatan senjata di sekitar kawasan Donetsk dan Luhansk.

Namun sejauh ini, pemerintah Ukraina dan Rusia tetap menyatakan akan mempertahankan gencatan senjata.

Rusia ancam langkah balasan

Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengancam akan melakukan langkah balasan terhadap Uni Eropa, seandainya ada sanksi baru terhadap Rusia. Ia mengatakan, Rusia bisa saja menutup ruang udaranya untuk semua penerbangan dari Eropa ke Asia.

"Sepanjang yang kami pahami, kami punya hubungan baik dengan mitra.mitra kami, itu sebabnya ruang udara kami terbuka untuk penerbangan (sipil)", kata Medvedev kepada sebuah harian Rusia.

"Kalau kami mendapat sanksi, kami akan menjawabnya..", tambah dia.

Pengamat ekonomi memperhitungkan, maskapai penerbangan Eropa bisa mengalami kerugian besar jika langkah itu dilaksanakan. Tapi hal itu juga bisa mendatangkan kerugian besar bagi maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot, yang menerima pembayaran ratusan juta dollar dari maskapai-maskapai Eropa.

hp/rn (afp,rtr,dpa)