1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikIsrael

Warga Arab dan Yahudi Saling Serang di Israel

13 Mei 2021

Ketegangan mewarnai perayaan Idul Fitri di Palestina, menyusul serangan balas dendam militer Israel di Gaza. Kini bentrokan antara warga Arab dan kaum ultranasionalis Yahudi dilaporkan menyapu kota-kota besar di Israel.

https://p.dw.com/p/3tKzg
Polisi berusaha membubarkan demonstran Palestina di kota Lod, Selasa (11/5) malam.
Polisi berusaha membubarkan demonstran Palestina di kota Lod, Selasa (11/5) malam.Foto: Mussa Qawasma/REUTERS

Ketika roket dan serangan udara saling sahut menyahut di langit Gaza, kekerasan sektarian antara warga Arab dan Yahudi berkecamuk di sejumlah kota besar Israel. Massa dilaporkan membakar kendaraan, restoran dan sebuah Sinagoga dalam tindak kekerasan paling parah sejak beberapa tahun terakhir.

Pada Rabu (12/5) malam, Israel mengalami gelombang balas dendam antarwarga. Di kawasan Bat Yam di Tel Aviv, massa yang tergabung dalam kelompok ultranasionalis Israel menyeret seorang pengendara mobil keturunan Arab dan memukulinya hingga babak belur. Korban saat ini dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang serius.

Sebelumnya kelompok garis keras lain menghancurkan toko es krim milik warga Arab di Bat Yam. Mereka meneriakkan yel-yel "Matilah Arab,” sembari disiarkan langsung di televisi nasional. Adapun di kota Tiberias, massa yang membawa bendera Israel menyerang sebuah mobil yang sedang melintas.

Stasiun televisi Israel, Channel 13, mengutip seorang pejabat kepolisian yang mengatakan pihaknya menahan sejumlah warga Arab karena menyerang dan melukai seorang pria Yahudi di kota Acre. 

Presiden Israel imbau hentikan kegilaan

Walikota Lod, sebuah kota berpenduduk campuran di dekat Tel Aviv, menyebut situasinya menyerupai perang saudara, atau pemberontakan Palestina. Hal serupa dikatakan Presiden Reuven Rivlin, yang menyerukan semua pihak agar "segera menghentikan kegilaan ini.”

"Orang Arab tidak menginginkan kami hidup di sini, tapi kami akan bertahan,” kata Avraham Sagron, penduduk Yahudi di Lod, mengomentari halaman depan Sinagoga yang terbakar.

Warga Arab mengatakan kekerasan tidak diarahkan terhadap kaum Yahudi, melainkan kelompok nasionalis agama yang bersekutu dengan para pemukim, dan berusaha menggusur warga Arab dari kawasan campuran.

Minoritas Arab di Israel berkisar 20% dari jumlah populasi. Kebanyakan adalah keturunan warga Palestina yang tidak mengungsi, dan memilih menetap pasca pendirian negara Israel pada 1948. Mereka memiliki kewarganegaraan resmi, namun mengalami diskriminasi sistematis. 

Diskriminasi menyulut amarah

Kisruh yang meletus dari Yerusalem Timur dipicu keputusan pengadilan menggusur enam keluarga pengungsi Palestina dari rumah yang diklaim dimiliki warga Yahudi. Israel menjamin hak warga Yahudi atas tanah atau rumah yang dimiliki sejak sebelum 1948. Bagi warga Arab, aturan serupa tidak berlaku.

Ketimpangan juga terlihat pada sektor ekonomi. Meski banyak warga Arab yang bekerja di sektor pendidikan atau kesehatan, kebanyakan rentan terhadap kemiskinan. Komunitas Arab di kota Lod yang mewakili sepertiga populasi misalnya tergolong kelompok paling miskin di Israel. 

"Kita berbicara tentang kaum muda tanpa masa depan, tanpa mimpi, yang menganggur dan hidup dalam kondisi yang sangat sulit,” kata Dr. Nasreen Haddad Haj-Yahya, dari lembaga pemikir independen, Israel Democracy Institute.

Dia pun meyakini amarah yang meluap sejak beberapa hari terakhir tidak diarahkan terhadap komunitas Yahudi, melainkan pada kebangkitan kaum ultranasionalis.

"Bukan karena siapa mereka, melainkan karena mereka berusaha membuat Lod menjadi kota Yahudi. Mereka berusaha mengusir warga asli Arab,” kata dia. "Para pemuda melihat ini sebagai ancaman bagi kehidupan mereka.”

Thabet Abu Rass, Direktur Inisiatif Ibrahim, sebuah lembaga dialog Arab-Yahudi, mengatakan baru-baru ini enam anggota Arab di dewan kota dipecat, dan bahwa anggaran belanja kota sangat memprioritaskan warga Yahudi. Dia pun menuduh walikota Yair Revivo berusaha menghasut melawan warga Arab.

Revivo adalah anggota Partai Likud pimpinan PM Benjamin Netanyahu. Belum lama ini dia memicu kontroversi saat mengeluhkan volume adzan masjid, dan membuat pernyataan yang membiaskan warga Arab sebagai ancaman keamanan.

rzn/as (ap, afp)