1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bocah-Bocah Pakar IT Masadepan

as/yf(inovator)12 Mei 2016

Antisipasi tantangan era digital, negara kecil di laut Baltik, Estonia mendidik bocah-bocah sedari SD untuk jadi programer komputer. Dengan itu, mereka disiapkan hadapi tantangan global masadepan.

https://p.dw.com/p/1Im7m
Jugendlicher vorm Computer
Foto: Colourbox/Monkey Business Images

Bocah-Bocah Pakar IT Masadepan

Anak-anak berusia 10 tahun. Siswa kelas 3 SD di Estonia sedang menulis program musik atau game. Ini adalah bagian dari kurikulum pelajaran di negara kecil di laut Baltik bekas republik Uni Sovyet itu.
Markos sejak umur 5 tahun sudah memprogram, software atau pengendali robot mainan."Kalau mengembangkan software, kita harus teliti, agar robot mengerjakan apa yang kita inginkan. Saya ingin jadi programer terbaik di Estonia" ujar siswa kelas 3 SD itu menjelaskan.
Sekitar 1,3 juta penduduk Estonia bisa online dimanapun dan gratis.Ini hak dasar semua warga yang dijamin Undang-.undang sejak 2000.
Kebanyakan menggunakannya untuk trannsaksi digital banking, dan memanfaatkan smartphone untuk berbagai aktivitas. Atau sebagai KTP digital, selain itu juga tandatangan digital, lewat smartphone digabung dengan nomor PIN,
Tokoh inovativ di balik proyek ambisius
Inilah tokoh di balik strategi digital Estonia: Siim Sikkut., konsultan IT pemerintah. Sebuah klik sebagai tandatangan digital, untuk mengizinkan anak perempuannya ikut tur kelas sekolah.
KTP-nya membuka akses ke akta digital. Informasi pribadi, data kesehatan, surat izin mengemudi dan slip gaji. Dengan itu, sebuah laporan pajak pendapatan bisa dibuat dalam tempo hanya 5 menit.
Tapi orang lain juga bisa mengakses data ini, sebuah potensi bahaya, jika data tidak dilengkapi kode pengaman. "Kami juga menawarkan pengaman data. Dengan buku log, saya bisa melihat siapa saja yang mengakses data ini. Dokter gigi dan dokter keluarga mengakses data saya. Ini OK. Tapi jika saya melihat, orang yang tak bekepentingan mengakses data, saya bisa ajukan kasusnya ke pengadilan. Sudah ada polisi dan perawat yang dipecat, gara-gara mengintip data yang terlarang bagi mereka" papar Siim Sikkut, pakat IT sekaligus konsultan bagi pemerintah Estonia.
Siit menaksir, setiap tahunnya bisa dihemat 500 juta Euro, karena petugas publik online bekerja lebih efisien. Tentu saja selalu terbuka kemungkinan serangan siber. Tahun 2007 silam Estonia diretas. Kini pemerintah menyimpan back-up data di server luar negeri.
"Jika terjadi sesuatu di Estonia, baik menyangkut tandatangan digital atau sistemnya ambruk akibat bencana alam atau konflik, kami masih punya cadangan sistem yang berfungi. pemerintahan tetap jalan. Sebab kami punya sistem dengan back-up data di luar negeri. Kami bisa menjalankannya lewat ssrver asing", tambah Siit dengan percaya diri.
Atmosfir mendukung
Dalam atmosfir seperti ini, perusahaan start up tumbuh bagai jamur di musim hujan. Untuk mendirikan perusahaan, hanya perlu waktu 18 menit. Tidak perlu notaris atau birokrasi berbelit. Perusahaan ini tawarkan transfer uang lintas negara secara online. tarifnya lebih murah ketimbang lewat bank.
Estonia yang memerdekakan diri dari Uni Sovyet pada1991 membuka babak baru dalam arus modernisasi. Lars Trunin, seorang pakar pengembang produk menegaskan: "Kami sudah muak dengan birokrasi dan rekayasa informasi dalam 70 tahun terakhir. Kami ini fairnes dalam bisnis dan peraturan."
Warga juga menganggap pemerintah tidak berlebihan, saat memutuskan memberikan kewarganegaraan digital kepada perusahaan asing yang beroperasi di Estonia. Dengan itu, perusahaan menikmati semua kemudahan jasa digital.
"Kami negara kecil, dan Estonia tidak punya kemampuan memproduksi untuk pasar sendiri. Kita harus berpikir global, dan artinya kita sudah bersaing dengan semua pihak di dunia", ujar Alvar Lumberg juga seorang pakarf pengembang produk di Estonia.
Persaingan di masa depan, juga dengan para siswa sekolah dasar ini. Mereka bukan bukan hanya belajar pemrograman, tapi di kelas 3 SD juga sudah diajari membuat perusahaan sendiri.