1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kakak Perempuan Corby Minta Maaf

6 Maret 2014

Saudara perempuan Schapelle Corby, terpidana narkotika asal Australia, Kamis (6/3) meminta maaf “dari hati terdalam” kepada masyarakat Indonesia, atas komentarnya di TV Australia yang menimbulkan kemarahan.

https://p.dw.com/p/1BL3k
Foto: Fotolia/sahua d

Jaringan TV Australia Channel Seven, hari Minggu lalu menayangkan wawancara Mercedes Corby yang mengatakan dirinya yakni bahwa saudara perempuannya telah dijebak, dan mengklaim bahwa ganja yang ditemukan di peralatan selancar Corby “bisa jadi berasal dari Indonesia”.

Dokumenter itu juga memperlihatkan adegan ketika pertama kali Corby keluar dari penjara dan dibawa dengan sebuah mobil setelah mendapat pembebasan bersyarat bulan lalu, serta rekaman yang diambil secara candid, memperlihatkan momen ketika ia untuk pertama kalinya berkumpul kembali bersama keluarga.

Wawancara saudara perempuan Corby dalam dokumenter itu membuat marah para pejabat Indonesia, yang meyakini Corby mencoba mengambil keuntungan finansial dari kisah kejahatannya. Hingga kini ada spekulasi yang belum terkonfirmasi bahwa telah terjadi kesepakatan untuk membeli hak wawancara eksklusif mengenai kehidupan Corby selama dipenjara dengan Channel Seven, yang telah dibantah oleh jaringan TV Australia tersebut.

Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, yang mendapat tekanan keras di dalam negeri, telah memperingatkan “kemungkinan besar” pembebasan bersyarat Corby akan dicabut.

“Dari lubuk hati yang paling dalam, saya minta maaf kepada masyarakat Indonesia jika wawancara saya dengan TV Australia menimbulkan ketidaknyamanan,” kata Mercedes Corby dalam surat pernyataan yang ia kirimkan kepada News Corporation.

”Saya minta maaf jika kata-kata saya tidak menunjukkan rasa hormat bagi orang Indonesia. Saya tidak bermaksud menghina siapapun”.

“Keluarga kami bahagia dan bersyukur bahwa Schapelle mendapat pembebasan bersyarat. Kami berterima kasih kepada pemerintah Indonesia,“ tambah dia.

Corby ditangkap pada 2004 di bandara Bali dengan 4,1 kilogram ganja di peralatan selancarnya.

Stress dibuntuti wartawan

Berkali-kali ia menyatakan diri tidak bersalah. Kisah Corby mendapat perhatian dan simpati besar dari masyarakat di kampung halamannya Australia.

Pejabat Indonesia yang mengunjunginya untuk memperingatkan bahwa pembebasan bersyaratnya terancam, mengungkapkan bahwa saat itu Corby bersikap tidak normal dan mengancam akan bunuh diri sambil mengambil sebuah pisau – tindakan yang oleh pihak keluarga disebut bukan sebuah ancaman serius.

Corby didiagnosa mengalami depresi dan gangguan jiwa selama menjalani masa penahanan di penjara, dan saudara iparnya Wayan Widyartha mengatakan kepada media massa Australia bahwa Corby mengalami stress dan mengalami kesulitan mental.

“Dia stress tidak bisa bepergian karena banyak wartawan yang mengejar dirinya,” kata dia sebagaimana dikutip Sydney Daily Telegraph.

“Saya harap kepada semua media, tolong biarkan kami merasa nyaman… supaya pembebasan bersyarat ini berhasil hingga 2017.”

Corby divonis penjara 20 tahun, tapi masa penahanannya dipotong hingga 2016 karena ia dianggap berkelakuan baik. Ia masih harus berada di Indonesia hingga 2017 sebagai syarat pembebasan dirinya.

ab/rn (afp,ap,rtr)