1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Suriah Izinkan Pendirian Partai Baru

4 Agustus 2011

Presiden Suriah mengeluarkan dekrit yang memungkinkan pendirian partai-partai baru. Dekrit dikeluarkan, pasca kecaman berupa pernyataan DK PBB atas aksi brutal tentara Suriah yang menyerbu demonstran di Hama.

https://p.dw.com/p/12B7S
Opisisi SuriahFoto: dapd

Presiden Suriah Bashar al Assad mengeluarkan dekrit presiden yang mengesahkan sistem politik multi partai di Suriah. Demikian dilaporkan Kantor berita Suriah SANA. Dekrit tersebut memungkinkan pendirian partai-partai politik baru, di samping Partai Baath yang berkuasa sejak tahun 1963, di bawah status konstitusional "pemimpin negara dan masyarakat".

Syrien eingestellt 01.08.2011
Presiden AssadFoto: dapd

Partai Baru Diizinkan Berdiri

Dekrit ini merujuk pada naskah undang-undang organisasi multi partai yang diadopsi pemerintah bulan lalu. Disebutkan pula, naskah undang-undang itu: "ditujukan untuk memperkaya kehidupan berpolitik, menciptakan dinamika dan memungkinkan perubahan dalam kekuasaan politik.“

Partai-partai yang didirikan tidak boleh mengatasnamakan agama, afiliasi suku, kepentingan kawasan tertentu. Partai yang mendiskriminasikan ras, jenis kelamin maupun warna kulit, dilarang.

Dekrit presiden dikeluarkan Presiden Assad, beberapa jam setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan pernyataan mengutuk serangan berdarah yang dilakukan pasukan pemerintah Suriah ke Kota Hama.

Indien Außenminister Hardeep Singh Puri UN Vereinte Nationen New York
Dubes India untuk PBB Hardeep Singh PuriFoto: picture alliance/dpa

DK PBB Kecam Rezim Suriah

Pernyataan DK PBB, yang tidak sekuat resolusi dan juga tidak mengikat secara hukum itu, dikeluarkan setelah 15 anggota DK PBB melakukan rapat tertutup selama tiga hari, membahas situasi terakhir yang terjadi di Suriah. Presiden DK PBB dari India, Hardeep Sing Puri menyatakan, "DK PBB mengutuk pelanggaran HAM luas dan kekerasan yang dilakukan rezim Suriah terhadap warganya. DK PBB menuntut diakhirinya kekerasan dan menyerukan kedua pihak menahan diri semaksimal mungkin dan tak saling membalas kekerasan."

Libanon Mengambil Jarak

14 anggota DK PBB, termasuk Rusia yang awalnya menolak, akhirnya mendukung pernyataan yang mengecam kekerasan berdarah tersebut dan menuntut mereka mempertanggung- jawabkannya. Sementara Libanon, yang merupakan, salah satu anggota DK PBB, namun memiliki hubungan diplomatik erat dengan Suriah, memilih mengambil jarak dari pernyataan tersebut dan menyatakan skeptis atas langkah PBB.

Duta besar Inggris untuk PBB, Mark Lyall Grant, menyatakan, "Jika Libanon ingin memblokir pernyataan ini, mungkin telah makukannya. Tapi kenyataannya adalah semua anggota DK PBB menyetujuinya. Ini menunjukan kesatuan masyarakat internasional."

UN Sicherheitsrat New York NO FLASH
Dewan Keamanan PBB berunding soal SuriahFoto: picture alliance/dpa

Setelah kecaman dikeluarkan DK PBB, Sekjen PBB Ban Ki Moon mulai mencari lagi kontak langsung dengan pemerintahan di Damaskus. Di New York ia mengatakan, "Dunia telah menyaksikan situasi terburuk di Suriah dengan rasa keprihatinan mendalam. Namun kejadian beberapa hari terakhir ini mengejutkan sekali kebrutalannya."

Sementara itu kekerasan masih berlangsung di Suriah. Tiga orang ditemukan tewas terbunuh di tiga lokasi berbeda: Damaskus, Daraa dan Palmera.

rtr/dpa/afp/ap/dw/Claudia Sarre/Ayu Purwaningsih
Editor: Agus Setiawan